instagram youtube

24 Ribu Ton Harta Karun Negara: Ironi Nuklir Melawi, Rakyat Tetap Miskin dan Terpinggirkan

Thursday, 26 June 2025 - 22:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PONTIANAK KALBAR Poskota Online– Pemerintah Indonesia, melalui PLN (Persero), baru-baru ini mencatat kepemilikan 24.112 ton bahan baku nuklir di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

Jumlah fantastis ini cukup untuk mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berskala nasional. Namun, di balik kabar ‘kemajuan energi’ ini, muncul pertanyaan besar: untuk siapa sumber daya ini digali? Dan siapa yang paling menderita akibat eksploitasi ini?

Melawi, yang kaya akan potensi alam, justru menyimpan kisah pilu masyarakat adat dan lokal yang sejak lama hidup dalam kemiskinan struktural.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan listrik yang layak masih jauh dari kata memadai. Jalan-jalan rusak, lapangan kerja terbatas, dan ruang hidup yang makin sempit karena ekspansi industri—adalah pemandangan sehari-hari yang tak tersentuh kamera pemerintah pusat.

Ironisnya, saat negara mengumumkan cadangan nuklirnya ke dunia, rakyat Melawi bahkan belum pernah merasakan manfaat langsung dari kekayaan alam mereka sendiri.

Yang mereka dapatkan justru adalah dampak lingkungan, penggusuran, dan janji-janji kosong investasi yang tak kunjung membebaskan mereka dari kemiskinan.

Di tengah retorika transisi energi dan ketahanan nasional, pemerintah terkesan lebih sibuk menghitung tonase dan laba, ketimbang menakar keadilan sosial.

Apakah negara ini hanya peduli pada energi untuk kota-kota besar, tapi abai pada desa-desa yang telah menyumbang ‘bahan bakarnya’?

Apakah rakyat Melawi hanya akan menjadi penonton di tanah sendiri, sekali lagi?

Jika tidak ada perubahan paradigma—dari ekstraksi ke distribusi keadilan—maka proyek nuklir ini hanya akan menjadi simbol baru dari kolonialisme modern: di mana rakyat ditindas dengan elegan, dan sumber daya dikuras atas nama pembangunan.

Oleh : Afrianus Starky, ST

Facebook Comments Box

baca juga  Shin Tae-yong Panggil 28 Pemain untuk Piala Asia U-23 2024

Berita Terkait

Pelayanan ‘Rasa Kafe’, Intip Strategi Camat yang Berujung Skor Kepuasan Tertinggi
ICONNET Salurkan Ratusan Paket Bantuan untuk Korban Banjir di Padang
Jasa Marga Lakukan Rekonstruksi Perkerasan di Tol Jakarta–Tangerang Mulai 1–15 Desember 2025Jasa Marga Lakukan Rekonstruksi Perkerasan di Tol Jakarta–Tangerang Mulai 1–15 Desember 2025
Kementerian PU Gerak Cepat Tangani 20 Titik Longsor dan Banjir di Sumatera Barat
Hutama Karya Resmi Bangun Gedung CMU RSUP Dr. Sardjito, Perkuat Layanan Kesehatan DIY
IPDA dan  Hetero Space MoU Program Pemberdayaan Pemuda Desa dan Penguatan Ekonomi Masyarakat
Tabligh Akbar Meriah di Kecamatan Cisauk: Memperkuat Persatuan dan Kebersamaan Antar Umat
Ungkap Sindikat Pemerasan Bermodus Penjebakan Narkoba, Tujuh Pelaku Ditangkap

Berita Terkait

Monday, 1 December 2025 - 20:51 WIB

Pelayanan ‘Rasa Kafe’, Intip Strategi Camat yang Berujung Skor Kepuasan Tertinggi

Monday, 1 December 2025 - 15:05 WIB

ICONNET Salurkan Ratusan Paket Bantuan untuk Korban Banjir di Padang

Monday, 1 December 2025 - 14:58 WIB

Jasa Marga Lakukan Rekonstruksi Perkerasan di Tol Jakarta–Tangerang Mulai 1–15 Desember 2025Jasa Marga Lakukan Rekonstruksi Perkerasan di Tol Jakarta–Tangerang Mulai 1–15 Desember 2025

Monday, 1 December 2025 - 14:48 WIB

Kementerian PU Gerak Cepat Tangani 20 Titik Longsor dan Banjir di Sumatera Barat

Monday, 1 December 2025 - 14:44 WIB

Hutama Karya Resmi Bangun Gedung CMU RSUP Dr. Sardjito, Perkuat Layanan Kesehatan DIY

Berita Terbaru

Politik

Kejati dan Kejari se Kalbar Gelar Baksos Natal 2025

Monday, 1 Dec 2025 - 16:46 WIB