instagram youtube

Pendidikan Guru Penggerak Ciptakan Paradigma Baru Pembelajaran

Friday, 23 February 2024 - 04:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Makassar, Poskota.Online – Kesuksesan transformasi pendidikan di Sulawesi Selatan tentunya tak lepas dari peran Guru Penggerak. Hal penting ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril. Dalam kunjungannya ke Sulawesi Selatan, Iwan membuka ruang dialog dengan para Guru Penggerak untuk mendengar secara langsung praktik baik yang telah mereka lakukan dalam upaya mendorong transformasi di satuan pendidikan mereka.

Iwan menyampaikan terima kasih kepada para Guru Penggerak yang telah mampu menggerakkan warga sekolah untuk bersama-sama mendorong paradigma baru di sekolahnya. Ia optimis akan ada perubahan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik.

“Sekali lagi saya menekankan bahwa kita punya alasan untuk terus optimis dalam melakukan perubahan pada sistem pendidikan ke arah yang lebih baik. Karena perubahan yang tersulit adalah bagaimana caranya dapat memasukkan paradigma baru, jika paradigma sudah berubah menurut saya implementasinya akan lebih mudah,” ujar Dirjen PAUD Dikdasmen dalam dialog bersama para Guru Penggerak di Kantor Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulawesi Selatan, Rabu (21/02).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam dialog tersebut, Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Rismawati, menceritakan perjalanan panjangnya sebelum diangkat menjadi Pengawas Sekolah. Di tahun 2010, ia lulus menjadi guru yang ditugaskan di SMP 8 Satap, Tupabbiring. Sekolah tersebut berlokasi di daerah kepulauan yang hanya memiliki 20 murid. Ia menuturkan bahwa banyak tantangan pada awal ia mengajar. Mulai dari ruang belajar yang harus menumpang di ruangan SD hingga murid yang harus dijemput ke sekolah karena rendahnya motivasi untuk belajar.

“Untuk kegiatan belajar mengajar kami menumpang di ruangan SD dan itu berpindah-pindah menunggu ada ruang yang kosong. Bahkan setiap pagi saya bersama satu orang teman saya harus menjemput murid-murid ke rumahnya,” ungkapnya.

baca juga  Dengan DDS Aipda Firly Bihamdika Sampaikan Pesan Kamtibmas

Rismawati menceritakan, ketika mengetahui adanya Pendidikan Guru Penggerak (PGP) ia merasa program tersebut cocok dengan semangatnya untuk menggerakkan sekolah menjadi lebih berkembang. Akhirnya, ia mantap untuk mendaftarkan diri dan lolos menjadi Guru Penggerak angkatan ketiga.

Pada kesempatan dialog lainnya, Guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Kota Makassar, Muhammad Nur, mengungkapkan alasannya menjadi Guru Penggerak agar dapat menjadi bagian dari roda pergerakan pendidikan di Indonesia. “Saya ingin memberikan pembelajaran yang terbaik untuk peserta didik di SLB, meskipun anak berkebutuhan khusus tapi mereka memiliki potensi yang bisa dikembangkan melalui sentuhan guru-guru hebat,” jelasnya.

Selanjutnya, Nur menambahkan bahwa kurikulum dalam Pendidikan Guru  Penggerak (PGP), berisi materi yang tersusun sangat rapi dan menyentuh sehingga menggugah cara berpikirnya tentang profesi yang sudah ia geluti hampir 23 tahun itu.

“Setelah berefleksi saya merasakan banyak perubahan positif. Perubahan yang sangat saya rasakan adalah merasakan diri saya sebagai seorang guru yang sebenar-benarnya. PGP benar-benar dapat ”menghipnotis” saya untuk bisa menjadi guru yang lebih baik. Materi yang saya dapatkan dalam PGP mengubah paradigma saya dari seorang ”penceramah” menjadi seorang guru,” imbuhnya.

Koordinator Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Selatan, Nuzul Haq, mengungkapkan hal senada bahwa dampak dari PGP mampu merubah cara pandangnya terhadap murid. “Paradigma yang saya pegang bahwa guru sebagai pamong sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sang murid. Dan ini sejalan dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara,” tuturnya.

Nuzul Haq juga memiliki harapan bahwa program PGP dapat terus dilanjutkan karena ia merasakan perubahan bukan hanya kepada konten akan tetapi lebih kepada kontekstual dalam kehidupannya bersama dengan murid. Program ini membawa para guru menerapkan pembelajaran yang lebih berpihak kepada murid, lebih berdampak dan berpusat pada murid sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.

baca juga  Hari Listrik Nasional ke-79, Dirut PLN Tegaskan Komitmen sebagai Fondasi Pembangunan Nasional

Andien..05

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Ungkap Kasus Pembunuhan Perempuan di Wirasana
Siswa MAN Pemalang Raih Medali Perunggu di Ajang Riset dan Inovasi Nasional 2025
Pamor Wicaksono Pimpin Dewan Kesenian Brebes 2025–2030, Tegaskan Visi Penguatan Seni hingga ke Desa
PWI Banten Akhiri Dualisme di Pandeglang dan Tangerang, Satu Komando Satu Tujuan
PWI Kota Tangsel Gelar Rapat Perdana, Akhiri Dualisme dan Teguhkan Komitmen Profesionalisme Wartawan
Bupati Simalungun Hadiri FEKDI 2025: Komitmen Daerah dalam Akselerasi Ekonomi Digital Nasional
Silang.id dan Enthufest 2025 Hadirkan Pengalaman Musik Inklusif Lewat Bahasa Isyarat
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat

Berita Terkait

Monday, 3 November 2025 - 17:46 WIB

Ungkap Kasus Pembunuhan Perempuan di Wirasana

Sunday, 2 November 2025 - 12:24 WIB

Siswa MAN Pemalang Raih Medali Perunggu di Ajang Riset dan Inovasi Nasional 2025

Saturday, 1 November 2025 - 13:34 WIB

Pamor Wicaksono Pimpin Dewan Kesenian Brebes 2025–2030, Tegaskan Visi Penguatan Seni hingga ke Desa

Saturday, 1 November 2025 - 08:19 WIB

PWI Banten Akhiri Dualisme di Pandeglang dan Tangerang, Satu Komando Satu Tujuan

Friday, 31 October 2025 - 22:29 WIB

PWI Kota Tangsel Gelar Rapat Perdana, Akhiri Dualisme dan Teguhkan Komitmen Profesionalisme Wartawan

Berita Terbaru

Politik

Bimtek Penyusunan Data IPLM dan TKM Tahun 2026 di Pemalang

Tuesday, 4 Nov 2025 - 05:50 WIB