Batam,Poskota.Online-Karyawan pengepakan semen perusahaan berplat merah (BUMN) PT SBA di Jalan Lumba-Lumba, Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengalami gangguan kesehatan serius karena lokasi kerja mereka yang berada di ruang isolasi produksi penuh dengan debu semen, akibat kebocoran pada mesin pengantongan semen.
Kepada Pos Kota.Online Senin 3 Mei 2024 pukul 16.30 para karyawan mempertontonkan tanyangan video di area lokasi para pekerja. Dari tayangan video tersebut terlihat kebocoran yang mengakibatkan volume debu semen yang memenuhi ruang isolasi produksi sangat besar sehingga menciptakan lingkungan kerja yang berbahaya bagi para pekerja.
“Mesin itu bocornya besarkali, jadi kalau kaki kerja debunya sangat tebal. Jadi pas kerja awak nafas, karena volumenya sangat besar, itu berbahaya, kami sudah sama patokan sama pengurus tapi ngak di gubris. Sejak saya bekerja, kebocoran ini sudah ada. Mungkin saja kebocoran mesin ini sudah lebih dari setahun,” ujar salah satu pekerja kepada awak media sambil mewanti-wanti agar jati dirinya tetap dirahasiakan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam tayanhan video tersebut, terlihat beberapa pekerja menyekop semen yang bertebaran di lantai dan memasukkannya kembali ke dalam mesin untuk diproduksi. Kebocoran pada mesin produksi semen ini sudah berlangsung selama beberapa bulan, bahkan kemungkinan sudah bertahun-tahun.
Lebih parah lagi, karyawan yang mengadu ke sejumlah wartawan mengaku belum memiliki BPJS sejak bekerja disana. “Saya sudah mau beberapa bulan kerja disana, BJPS belum ada, saya sempat batuk darah beberapa kali jadi terpaksa berobat dengan uang pribadi,” ujarnya.
Dengan semakin tingginya tingkat kebocoran mesin produksi, puluhan karyawan yang bekerja di sana sering tertimpa bubuk semen yang hendak dimasukkan ke dalam kantong.
“Kalau dibiarkan begini bisa-bisa memakan korban, pernah debu semen ini sepinggang saya. Jarak pandang sangat pendek, kalau kita berjalan di dalam pasti meraba-raba. Tidak hanya tubuh yang gatal-gatal, mata kami juga perih,” ucapnya.
Derita para pekerja ini tampaknya harus mereka lakoni demi memenuhi kebutuhan hidup. Sulitnya mencari pekerjaan dan kerasnya persaingan dalam mencari pekerjaan membuay mereka tetap bertahan.
“Gimana lagi bang, bertahan dululah, kebutuhan hidup terus berjalan, di Batam kan gampang cari kerja. Kalau tidak bertahan disini, mau kerja dimana lagi,” ujarnya sambil mengusap wajahnya yang masih lengket oleh debu semen.
Supervisor PT SBA perusahan yang bernaung di bawah PT SBI anak perusahan dari PT Semen Indonesia yang berpusat di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar Ridho Ansari saat dimintai tanggapan tidak memberikan respon atas keluhan para pekerja serta kebenaran video tersebut.






