instagram youtube

Mitigasi dan Manajemen bencana (disaster management) saat Wukuf di Arafah

Thursday, 22 May 2025 - 12:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : dr Agus Ujianto,MSI.Med . SpB

poskota.online – Wukuf merupakan ibadah yang mempunyai aspek krusial dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia. Karena ibadah ini direncanakan setiap tahun maka semua niat usaha dan evaluasi pasti terjadi setiap tahun, yang menjadi masalah adalah petugas dan jamaah selalu berubah sehingga seringkali mitigasi bencananya antar rencana dan kenyataan dilapangan selalu dinamis dalam ibadah kolosal tersebut.

Kondisi jutaan jamaah berkumpul di area terbatas dalam waktu singkat, di tengah cuaca ekstrem, meningkatkan potensi terjadinya insiden kesehatan massal atau bencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penulis ingin berbagi pengalaman saat melaksanakan ibadah haji dan juga berbagi bagaimana saat menjadi petugas haji. Berikut adalah langkah-langkah manajemen bencana yang perlu dipahami oleh tenaga medis dan jamaah haji Indonesia saat Wukuf di Arafah:

I. Fase Pra-Bencana (Persiapan dan Mitigasi):
Bagi Tenaga Medis PPIH:
* Pelatihan Khusus: Mengikuti pelatihan komprehensif mengenai manajemen bencana dalam konteks haji, termasuk triase massal, penanganan kegawatdaruratan di lapangan, komunikasi krisis, dan koordinasi lintas sektor.
* Penyusunan Rencana Kontingensi: Bersama sektor lain PPIH, menyusun rencana kontingensi yang jelas dan terstruktur untuk berbagai skenario bencana (heatstroke massal, badai pasir, kebakaran tenda, insiden keamanan). Rencana ini mencakup alur komando, jalur evakuasi, lokasi pos kesehatan darurat, dan sumber daya yang tersedia.
* Pembentukan Tim Respons Cepat: Membentuk tim medis reaksi cepat yang siap diterjunkan ke lokasi kejadian dalam waktu singkat.
* Penyiapan Logistik dan Peralatan: Memastikan ketersediaan obat-obatan esensial, cairan infus, alat pelindung diri (APD), alat resusitasi, tandu, dan peralatan komunikasi yang memadai di pos kesehatan Arafah dan tim bergerak.
* Simulasi dan Gladi Lapang: Melakukan simulasi dan gladi lapang penanganan bencana di Arafah untuk menguji kesiapan tim dan alur koordinasi.
* Koordinasi dengan Otoritas Saudi: Berkoordinasi erat dengan otoritas kesehatan dan keamanan Arab Saudi terkait prosedur penanganan bencana dan jalur evakuasi.
* Sosialisasi kepada Jamaah: Memberikan edukasi kepada jamaah mengenai potensi risiko bencana di Arafah dan langkah-langkah pencegahan serta tindakan yang harus diambil saat terjadi bencana.

baca juga  Korban Dugaan Penipuan Ketua Gerindra Banjarnegara Siap Adu Bukti di Pengadilan

Bagi Jamaah Haji Indonesia:
* Mendengarkan dan Memahami Arahan: Mengikuti dengan seksama arahan dari petugas haji dan tenaga kesehatan terkait potensi risiko dan tindakan pencegahan bencana.
* Menjaga Kesehatan Fisik: Mempersiapkan fisik dengan baik sebelum Wukuf, menjaga hidrasi, makan teratur, dan istirahat yang cukup.
* Membawa Perlengkapan Pribadi: Membawa perlengkapan pelindung diri seperti payung, topi lebar, kacamata hitam, sunscreen, dan botol air minum.
* Mengetahui Lokasi Pos Kesehatan: Mengidentifikasi lokasi pos kesehatan terdekat dengan tenda masing-masing.
* Menghafal Nomor Kontak Darurat: Mencatat dan menghafal nomor kontak darurat petugas kloter dan sektor kesehatan.
* Memahami Rute Evakuasi: Jika diinformasikan, memahami rute evakuasi yang aman dari area tenda.
* Tidak Panik dan Mengikuti Instruksi: Saat terjadi situasi darurat, tetap tenang dan mengikuti instruksi dari petugas haji dan tenaga kesehatan.

II. Fase Saat Bencana (Respons):
Bagi Tenaga Medis PPIH:
* Aktivasi Rencana Kontingensi: Mengaktifkan rencana kontingensi yang telah disusun.
* Komando dan Koordinasi: Tim komando medis mengambil alih dan berkoordinasi dengan sektor lain (keamanan, transportasi, logistik).
* Triase Massal: Melakukan triase cepat untuk mengidentifikasi korban berdasarkan tingkat kegawatdaruratan dan memprioritaskan penanganan. Menggunakan sistem triase standar (misalnya START).
* Pembentukan Pos Kesehatan Lapangan: Mendirikan pos kesehatan lapangan darurat di lokasi yang aman dan mudah dijangkau.
* Stabilisasi dan Penanganan Awal: Melakukan stabilisasi kondisi pasien dan memberikan penanganan awal sesuai dengan prioritas triase.
* Evakuasi Medis: Melakukan evakuasi medis korban ke pos kesehatan yang lebih lengkap atau fasilitas kesehatan di Arafah atau Mina sesuai dengan kondisi pasien dan ketersediaan sumber daya.
* Komunikasi Krisis: Memberikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada jamaah dan pihak terkait mengenai situasi bencana dan upaya penanganan.
* Pencatatan dan Pelaporan: Mendokumentasikan semua tindakan medis dan informasi terkait korban.
Bagi Jamaah Haji Indonesia:
* Tetap Tenang dan Tidak Panik: Kepanikan dapat memperburuk situasi dan menghambat upaya pertolongan.
* Mengikuti Instruksi Petugas: Patuhi semua instruksi dari petugas haji, tenaga kesehatan, dan aparat keamanan.
* Saling Membantu: Jika memungkinkan dan aman, bantu jamaah lain yang membutuhkan pertolongan.
* Menjauhi Area Berbahaya: Menghindari area yang berpotensi menimbulkan bahaya lebih lanjut.
* Melaporkan Kejadian: Segera melaporkan kejadian atau korban yang membutuhkan bantuan kepada petugas terdekat.
* Menuju Pos Kesehatan: Jika mengalami masalah kesehatan, segera menuju pos kesehatan terdekat.

baca juga  PLN Raih Penghargaan dari Local Media Summit 2024, Konsisten Dukung Perkembangan Media di Daerah

III. Fase Pasca-Bencana (Pemulihan):
Bagi Tenaga Medis PPIH:
* Stabilisasi Pasien Lanjutan: Melanjutkan penanganan dan stabilisasi pasien di fasilitas kesehatan.
* Identifikasi dan Pendataan Korban: Membantu proses identifikasi dan pendataan korban.
* Evaluasi dan Analisis: Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap respons bencana untuk mengidentifikasi kekurangan dan pelajaran yang dapat dipetik.
* Penyusunan Laporan Bencana: Menyusun laporan lengkap mengenai kejadian bencana, respons yang dilakukan, dan rekomendasi perbaikan.
* Pemulihan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis kepada jamaah dan petugas yang terdampak bencana.
* Perbaikan dan Penguatan Sistem: Berdasarkan hasil evaluasi, melakukan perbaikan dan penguatan sistem manajemen bencana untuk masa depan.
Bagi Jamaah Haji Indonesia:
* Mendapatkan Perawatan Lanjutan: Menerima perawatan lanjutan jika mengalami cedera atau masalah kesehatan akibat bencana.
* Memberikan Informasi: Memberikan informasi yang dibutuhkan kepada petugas terkait kejadian bencana.
* Mendukung Sesama: Saling memberikan dukungan moral dan emosional kepada jamaah lain yang terdampak.
* Berpartisipasi dalam Pemulihan: Jika diminta, berpartisipasi dalam upaya pemulihan pasca-bencana.
Kunci Keberhasilan Manajemen Bencana di Arafah:
* Koordinasi yang Kuat: Koordinasi yang efektif antar seluruh sektor PPIH, otoritas Saudi, dan pihak terkait lainnya.
* Komunikasi yang Efisien: Sistem komunikasi yang handal dan jelas untuk menyampaikan informasi penting.
* Sumber Daya yang Memadai: Ketersediaan sumber daya manusia, logistik, dan peralatan yang mencukupi.
* Pelatihan yang Berkualitas: Tenaga medis dan petugas haji yang terlatih dengan baik dalam manajemen bencana.
* Kesadaran dan Kesiapsiagaan Jamaah: Jamaah yang memiliki pemahaman tentang risiko dan tindakan yang perlu diambil.
Manajemen bencana yang efektif saat Wukuf di Arafah adalah tanggung jawab bersama seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia. Dengan persiapan yang matang, respons yang cepat dan terkoordinasi, serta kesadaran jamaah yang tinggi, potensi dampak buruk akibat bencana dapat diminimalkan, dan keselamatan serta kesehatan jamaah dapat lebih terjamin.(*)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Jejak Air Mata di Balik Lensa: Waspada Ablasio, Si Pencuri Penglihatan
Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor
Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas
Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat
Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes
Transformasi Dokter Menuju Society 5.0 di Era Industri 4.0
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Tag :

Berita Terkait

Sunday, 30 November 2025 - 09:25 WIB

Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor

Friday, 28 November 2025 - 16:21 WIB

Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas

Saturday, 22 November 2025 - 11:15 WIB

Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat

Friday, 14 November 2025 - 16:36 WIB

Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes

Saturday, 8 November 2025 - 14:24 WIB

Transformasi Dokter Menuju Society 5.0 di Era Industri 4.0

Berita Terbaru

Oplus_131072

Politik

Satpol PP Pontianak Amankan 51 Layangan di Pontianak Timur

Sunday, 30 Nov 2025 - 21:53 WIB

Oplus_131072

Politik

Pelaku Usaha Buka Peluang Kerja bagi Disabilitas

Sunday, 30 Nov 2025 - 21:48 WIB