Dr Agus ujianto MSI Med SpB
Menghadapi tumpukan pending klaim BPJS yang menyebabkan masalah keuangan serius, manajemen rumah sakit seringkali dihadapkan pada pilihan sulit antara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan dan dokter, atau melakukan penurunan pendapatan (pemotongan gaji/insentif).
Kedua opsi ini memiliki konsekuensi yang signifikan:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK):
Beberapa rumah sakit swasta dan daerah melakukan PHK dengan Tujuan: Mengurangi beban biaya operasional rumah sakit secara signifikan, terutama biaya tenaga kerja yang biasanya merupakan komponen terbesar.
PHK akan menimbulkan Dampak Negatif Antara lain :
Penurunan Kualitas Pelayanan: PHK, terutama jika menyasar tenaga medis dan paramedis, dapat menyebabkan kekurangan staf dan menurunkan kualitas pelayanan kepada pasien.
Kehilangan Tenaga Ahli: Rumah sakit berisiko kehilangan tenaga kerja berpengalaman dan ahli, yang sulit untuk digantikan dalam waktu singkat.
Morale Karyawan Rendah: PHK dapat menciptakan ketidakpastian dan menurunkan morale karyawan yang tersisa, yang bisa berdampak pada produktivitas dan kualitas kerja.
Reputasi Rumah Sakit: PHK massal dapat merusak reputasi rumah sakit di mata masyarakat dan calon karyawan.
Kondisi lain akibat kebangkrutan BPJS menyebabkan management berinisiatif pada Penurunan Pendapatan Karyawan dan Dokter:
Management seringkali terpaksa akan melakukan penurunan pendapatan karyawan dan dokter dengan Tujuan mengurangi pengeluaran rumah sakit secara keseluruhan tanpa mengurangi jumlah staf secara drastis.
Ini bisa dilakukan melalui pemotongan gaji pokok, tunjangan, insentif, atau penundaan pembayaran sebagian gaji.
Kondisi ini juga akan menyebabkan Dampak Negatif.
Penurunan Morale dan Motivasi: Penurunan pendapatan dapat menyebabkan ketidakpuasan, penurunan morale, dan demotivasi di kalangan karyawan dan dokter. Hal ini bisa berdampak negatif pada kualitas pelayanan dan kinerja.
Potensi Eksodus Tenaga Kerja: Jika penurunan pendapatan dianggap terlalu signifikan atau berkepanjangan, karyawan dan dokter, terutama yang kompeten dan memiliki pilihan lain, dapat memilih untuk mencari pekerjaan di tempat lain, yang pada akhirnya juga bisa menyebabkan kekurangan staf.
Dampak Ekonomi Individu: Penurunan pendapatan akan langsung berdampak pada kondisi ekonomi karyawan dan dokter.
Dalam melakukan pilihan yang sulit tersebut, Pertimbangan dalam Memilih Opsi mengacu pada keberanian manajemen mengeksekusi kondiai tersebut.
Keputusan antara PHK dan penurunan pendapatan sangat kompleks dan bergantung pada berbagai faktor, termasuk:
* Tingkat Keparahan Krisis Keuangan: Seberapa besar defisit yang dialami rumah sakit akibat pending klaim.
* Jumlah Pendapatan yang Tertahan: Berapa besar total klaim yang masih belum dibayarkan oleh BPJS.
* Struktur Biaya Rumah Sakit: Proporsi biaya tenaga kerja dibandingkan dengan biaya operasional lainnya.
* Kondisi Pasar Tenaga Kerja: Ketersediaan tenaga medis dan non-medis di wilayah tersebut.
* Dampak Jangka Panjang: Bagaimana keputusan ini akan mempengaruhi kemampuan rumah sakit untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan menarik tenaga kerja di masa depan.
* Regulasi dan Peraturan Ketenagakerjaan: Rumah sakit harus mematuhi peraturan yang berlaku terkait PHK atau perubahan условия kerja karyawan.
Kemungkinan Kombinasi Opsi:
Tidak menutup kemungkinan rumah sakit akan mengambil kombinasi dari kedua opsi tersebut. Misalnya, melakukan PHK pada sebagian kecil karyawan non-esensial sambil memberlakukan pemotongan pendapatan sementara bagi seluruh staf.
Pentingnya Komunikasi dan Transparansi:
Dalam situasi sulit seperti ini, komunikasi yang terbuka dan jujur antara manajemen rumah sakit dengan karyawan dan dokter sangat penting. Menjelaskan kondisi keuangan yang sebenarnya dan alasan di balik setiap keputusan dapat membantu mengurangi ketidakpercayaan dan potensi konflik.
Kesimpulan:
Baik PHK maupun penurunan pendapatan merupakan pilihan yang sulit dan menyakitkan. Keduanya memiliki potensi dampak negatif terhadap karyawan, dokter, dan kualitas pelayanan rumah sakit. Keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan matang, dengan mempertimbangkan semua faktor yang relevan dan berusaha untuk meminimalkan dampak negatif bagi semua pihak yang terlibat. Rumah sakit juga perlu mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah pending klaim BPJS agar krisis keuangan serupa tidak terulang kembali.(*)






