instagram youtube

Pontianak Tuan Rumah KAIB XVI, Wali Kota Sambut Delegasi Internasional

Thursday, 11 September 2025 - 09:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oplus_131072

Oplus_131072

PONTIANAK Poskota Online Kota Pontianak menjadi tuan rumah Konferensi Antarbangsa Islam Borneo (KAIB) XVI Tahun 2025. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menjadi penyelenggara pertemuan perguruan tinggi internasional ini.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memberikan sambutan hangat dan menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh delegasi. Ia memperkenalkan Kota Pontianak sebagai kota yang memiliki keunikan geografis dan budaya.

“Pontianak ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa, karena setiap tanggal 21–23 Maret dan 21–23 September, matahari tepat berada di atas kota. Pada momen itu biasanya kita selenggarakan Festival Kulminasi dengan berbagai kegiatan budaya, seni, kuliner, hingga edukasi,” ujarnya pada malam ramah tamah yang digelar di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Pontianak, Rabu (10/9/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Edi menambahkan, Pontianak adalah kota heterogen dengan jumlah penduduk mendekati 700 ribu jiwa. Sekitar 78 persen di antaranya beragama Islam, dan selebihnya terdiri dari beragam agama lain. Kota ini juga dikenal dengan sebutan Kota Seribu Warung Kopi karena banyaknya warung kopi sebagai tempat masyarakat berinteraksi.

“Suasana kehidupan di Pontianak dominan Melayu dengan keberagaman budaya dan kuliner yang khas. Semoga kehadiran para peserta KAIB di Pontianak memberikan kesan yang baik, meskipun saat ini musim hujan. Jangan khawatir, warung kopi di Pontianak buka sejak dini hari, jadi bisa dinikmati kapan saja,” ungkapnya.

Rektor Universiti Teknologi MARA (UiTM) Cawangan Sarawak, Prof Dr Firdaus Abdullah, menyampaikan rasa gembira karena delegasi dari Sarawak hadir dengan jumlah terbanyak dalam forum ini.

“Alhamdulillah, kami membawa lebih dari 30 orang staf, dosen, dan mahasiswa. Ini rombongan terbesar dari sebuah universitas. Kehadiran kami semakin istimewa karena sejak awal, Sarawak turut menggagas seminar serantau yang kini berkembang menjadi KAIB hingga ke-16 kali,” tuturnya.

baca juga  Aksi Damai Buruh May Day 2025 Di Provokasi Kelompok Anarko; Buruh Tolak Provokator

Firdaus juga mengingatkan bahwa jika dihitung dengan dua kali penyelenggaraan secara hybrid pada masa pandemi, maka forum ini sejatinya sudah berlangsung sebanyak 18 kali. Ia berharap konferensi ini terus berkembang dengan resolusi yang nyata.

“Universitas-universitas yang tergabung sebagai konsorsium KAIB harus memastikan setiap resolusi ditindaklanjuti, termasuk hasil konferensi tahun-tahun sebelumnya. Dengan begitu, forum ini tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” sebutnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak, Syarif, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya forum internasional yang mempertemukan para akademisi, ulama dan praktisi dari berbagai negara di Borneo, termasuk Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, hingga Jerman.

Menurut Syarif, KAIB XVI diikuti oleh 11 perguruan tinggi mitra dari berbagai negara di kawasan Borneo. Dari Brunei Darussalam, di antaranya Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) dan Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB). Dari Malaysia, turut hadir perwakilan UiTM Cawangan Sarawak dan UiTM Cawangan Sabah.

“Forum ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat kerja sama akademik, memperluas jaringan, sekaligus membahas isu-isu keislaman dan kebangsaan di Borneo,” pungkasnya

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Dorong Model Baru Kepemimpinan Generasi Muda IPDA dan Kemenpora Gelar Talk Show
Dukung Lansia Berdaya dan Pelayanan Inklusif, Kementerian PANRB Kunjungi SL Melati
Peringati Hari Wayang, Polres Purbalingga Bersama Pemkab Gelar Wayang Dablongan
Bareskrim Polri Ungkap 332 Anak Terlibat Kerusuhan Agustus, Mayoritas Hanya Ikut-ikutan
Bareskrim Tetapkan Tersangka Tambang Ilegal di Lereng Merapi, Nilai Transaksi Capai Rp 3 Triliun
Kapolsek Dramaga Hadiri Apel Upacara Gabungan Forkompicam Juga Ka Desa Cikarawang Di Kantor Desa Depan SDN Cikarawang Kec Dramaga, Sampaikan Edukasi Serta Himbauan Jaga Kondusifitas Wilkum Polsek Dramaga
Diduga SDN Cibinong 03, Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor: Melakukan Pungutan Liar (Pungli) Lewat Komite Sekolah
BAZNAS Kota Tangerang Gelar Sosialisasi Pengelolaan ZIS bagi UPZ Masjid dan Musholla

Berita Terbaru

Politik

Jakarta, Rabu (5/11/2025) – Menteri P2MI Mukhtarudin menerima audiensi dari PT Panca Boga Sekawan, perusahaan asal Bali yang bergerak di bidang penyediaan tenaga kerja, untuk membahas pengembangan program “Kesempatan Kedua”, yaitu inisiatif pembinaan dan pelatihan keterampilan bagi mantan narapidana agar siap bersaing di pasar kerja luar negeri. Direktur PT Panca Boga Sekawan, Hari Widjianto, menjelaskan bahwa program tersebut merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang difokuskan pada peningkatan keterampilan teknis, termasuk pelatihan welder (pengelasan), serta kemampuan bahasa asing bagi peserta yang ingin menjadi pekerja migran Indonesia. “Sejak 2017 kami telah menggagas program ini, namun belum berjalan optimal. Kami percaya setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki hidupnya,” ujar Hari dalam audiensi tersebut. Menteri Mukhtarudin menyambut positif inisiatif itu dan menilai program “Kesempatan Kedua” sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan daya saing pekerja migran Indonesia. “Arahan Presiden jelas: tingkatkan kualitas SDM dan daya saing. Kita ingin pekerja migran yang memiliki keahlian tinggi dan siap bersaing di luar negeri,” tegasnya. Kementerian P2MI juga akan berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali untuk memetakan kebutuhan pelatihan dan penempatan tenaga kerja agar lulusan program bisa terserap dengan baik di lapangan kerja. Mukhtarudin menekankan pentingnya kerja sama lintas kementerian, terutama dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) serta Kementerian Sosial, guna memastikan kesiapan peserta program, baik dari sisi keterampilan maupun mental. “Untuk mantan narapidana, pembinaan mental tidak kalah penting. Kami ingin memastikan mereka benar-benar siap bekerja dan tidak mengulangi kesalahan di negara tujuan,” tambahnya. Selain melalui pelatihan teknis dan bahasa asing, peserta program juga akan menjalani seleksi ketat berupa psikotes, tes kesehatan, serta uji kompetensi, agar memenuhi standar negara tujuan kerja. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, program “Kesempatan Kedua” diharapkan menjadi model pembinaan terpadu bagi mantan narapidana di Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja baru bagi mereka di pasar tenaga kerja global.

Berita Terkait

Wednesday, 5 November 2025 - 21:08 WIB

Dorong Model Baru Kepemimpinan Generasi Muda IPDA dan Kemenpora Gelar Talk Show

Wednesday, 5 November 2025 - 16:47 WIB

Dukung Lansia Berdaya dan Pelayanan Inklusif, Kementerian PANRB Kunjungi SL Melati

Wednesday, 5 November 2025 - 13:07 WIB

Peringati Hari Wayang, Polres Purbalingga Bersama Pemkab Gelar Wayang Dablongan

Wednesday, 5 November 2025 - 07:18 WIB

Bareskrim Polri Ungkap 332 Anak Terlibat Kerusuhan Agustus, Mayoritas Hanya Ikut-ikutan

Wednesday, 5 November 2025 - 07:15 WIB

Bareskrim Tetapkan Tersangka Tambang Ilegal di Lereng Merapi, Nilai Transaksi Capai Rp 3 Triliun

Berita Terbaru

Politik

Jakarta, Rabu (5/11/2025) – Menteri P2MI Mukhtarudin menerima audiensi dari PT Panca Boga Sekawan, perusahaan asal Bali yang bergerak di bidang penyediaan tenaga kerja, untuk membahas pengembangan program “Kesempatan Kedua”, yaitu inisiatif pembinaan dan pelatihan keterampilan bagi mantan narapidana agar siap bersaing di pasar kerja luar negeri. Direktur PT Panca Boga Sekawan, Hari Widjianto, menjelaskan bahwa program tersebut merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang difokuskan pada peningkatan keterampilan teknis, termasuk pelatihan welder (pengelasan), serta kemampuan bahasa asing bagi peserta yang ingin menjadi pekerja migran Indonesia. “Sejak 2017 kami telah menggagas program ini, namun belum berjalan optimal. Kami percaya setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki hidupnya,” ujar Hari dalam audiensi tersebut. Menteri Mukhtarudin menyambut positif inisiatif itu dan menilai program “Kesempatan Kedua” sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan daya saing pekerja migran Indonesia. “Arahan Presiden jelas: tingkatkan kualitas SDM dan daya saing. Kita ingin pekerja migran yang memiliki keahlian tinggi dan siap bersaing di luar negeri,” tegasnya. Kementerian P2MI juga akan berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali untuk memetakan kebutuhan pelatihan dan penempatan tenaga kerja agar lulusan program bisa terserap dengan baik di lapangan kerja. Mukhtarudin menekankan pentingnya kerja sama lintas kementerian, terutama dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) serta Kementerian Sosial, guna memastikan kesiapan peserta program, baik dari sisi keterampilan maupun mental. “Untuk mantan narapidana, pembinaan mental tidak kalah penting. Kami ingin memastikan mereka benar-benar siap bekerja dan tidak mengulangi kesalahan di negara tujuan,” tambahnya. Selain melalui pelatihan teknis dan bahasa asing, peserta program juga akan menjalani seleksi ketat berupa psikotes, tes kesehatan, serta uji kompetensi, agar memenuhi standar negara tujuan kerja. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, program “Kesempatan Kedua” diharapkan menjadi model pembinaan terpadu bagi mantan narapidana di Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja baru bagi mereka di pasar tenaga kerja global.

Thursday, 6 Nov 2025 - 09:24 WIB