Jakarta – (12/9/2025)
Isu ketimpangan ekonomi dan krisis sosial kembali menjadi sorotan setelah insiden di Nepal pada 9 September 2025, ketika Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, dikejar massa di Kathmandu. Peristiwa ini mencerminkan kemarahan generasi muda terhadap korupsi, pengangguran, dan ketidakstabilan politik.
Mengutip laporan Jawa Pos edisi 10 September 2025, kerusuhan sosial di Nepal dipicu oleh beberapa faktor: pengangguran pemuda yang tinggi, korupsi yang merugikan anggaran negara, dan ketergantungan pada pariwisata serta bantuan luar negeri. Kondisi tersebut memunculkan gagasan untuk memperkuat ekonomi rakyat akar rumput melalui pendekatan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) berbasis syariah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut peneliti dan penulis Novita Sari Yahya, BMT dapat menjadi instrumen strategis untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan memperkuat solidaritas sosial. “BMT bukan sekadar lembaga keuangan, tetapi agen perubahan sosial-ekonomi. Dengan mengelola zakat dan sedekah, BMT memperkuat modal masyarakat dan menyediakan pembiayaan berbasis bagi hasil tanpa bunga,” ujarnya.
Peran BMT dalam Ekonomi Syariah
-
Pemberdayaan Ekonomi: Memberi akses pembiayaan bagi usaha kecil-menengah melalui sistem syariah.
-
Penguatan Modal: Mendorong budaya menabung dan investasi berbasis syariah.
-
Integrasi Sosial: Mengelola dana zakat dan sedekah untuk mengentaskan kemiskinan.
-
Dukungan Ekonomi Berkelanjutan: Menjangkau lapisan masyarakat bawah untuk menciptakan ekonomi syariah yang inklusif.
BMT vs. Koperasi: Perbedaan Kunci
-
Dasar Hukum: BMT diatur UU Perbankan Syariah dan fatwa DSN-MUI, sedangkan koperasi merujuk UU Perkoperasian.
-
Prinsip Operasional: BMT berbasis syariah (bagi hasil, murabahah), koperasi mengandalkan gotong royong.
-
Fungsi Sosial: BMT mengelola dana zakat dan infak, sementara koperasi fokus pada pelayanan ekonomi anggota.
-
Keanggotaan: BMT lebih fleksibel, koperasi wajibkan keanggotaan formal.
Novita menegaskan bahwa implementasi BMT secara efektif dapat memperkuat ketahanan sosial dan menurunkan ketimpangan ekonomi. “Di tengah keresahan masyarakat global, revolusi ekonomi syariah melalui BMT adalah langkah nyata membangun keadilan ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Tentang Penulis:
Novita Sari Yahya adalah penulis dan peneliti. Buku-bukunya antara lain Romansa Cinta, Padusi: Alam Takambang Jadi Guru, Novita & Kebangsaan, Makna di Setiap Rasa (antologi 100 puisi), Siluet Cinta, Pelangi Rindu, dan Self Love: Rumah Perlindungan Diri.
Kontak pembelian buku: 089520018812
Instagram: @novita.kebangsaan






