instagram youtube

Pengalaman RSI Sultan Agung Semarang dalam Memenuhi Rasio Keuangan Kritis: Rujukan bagi Rumah Sakit yang Terancam Kolaps

Sunday, 26 October 2025 - 08:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: dr. Agus Ujianto, M.Si. Med, Sp.B
Direktur Utama RSI Sultan Agung Semarang

Dinamika Finansial Rumah Sakit di Era JKN

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan sistem pembayaran tarif paket INA-CBG’s menghadirkan tantangan besar bagi rumah sakit (RS) di Indonesia. Ketidakmampuan dalam mengendalikan mutu pelayanan (Kendali Mutu) dan biaya operasional (Kendali Biaya) sering kali berujung pada tingginya pending klaim, menurunnya margin operasional, hingga terganggunya likuiditas dan keberlanjutan finansial rumah sakit.

Di tengah dinamika tersebut, RSI Sultan Agung Semarang tampil sebagai salah satu rumah sakit rujukan yang mampu menjaga stabilitas keuangannya sekaligus mempertahankan mutu layanan. Meskipun data keuangan detail tidak dipublikasikan, keberhasilan rumah sakit ini mempertahankan status sebagai RS Pendidikan Utama serta terus bertransformasi menjadi indikator kuat adanya manajemen finansial yang sehat, yang tercermin dari dua indikator kunci: EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) dan CRR (Current Ratio).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ancaman Kolaps di Era INA-CBG’s

Sistem INA-CBG’s menuntut rumah sakit untuk beroperasi efisien dan terukur. Kerugian finansial yang berujung pada ancaman kolaps umumnya dipicu oleh dua faktor utama:

  1. Kegagalan Kendali Mutu, seperti pelayanan yang tidak sesuai clinical pathway, kesalahan diagnostik, atau terjadinya infeksi nosokomial, yang berdampak pada perpanjangan lama rawat dan pembengkakan biaya di luar paket (cost overruns).

  2. Kegagalan Kendali Biaya, misalnya kesalahan coding klaim, pengelolaan persediaan yang tidak efisien, serta tingginya pending klaim yang menyebabkan pendapatan tertahan.

Kedua faktor ini langsung berdampak pada EBITDA (profitabilitas menurun) dan CRR (likuiditas terganggu).

Model Keberhasilan RSI Sultan Agung: Sinergi antara Mutu dan Efisiensi

Pengalaman RSI Sultan Agung membuktikan bahwa keberlanjutan finansial rumah sakit hanya dapat dicapai melalui integrasi antara clinical excellence dan financial excellence.

1. Memaksimalkan EBITDA Melalui Disiplin Kendali Mutu

EBITDA mencerminkan profitabilitas inti dari operasional rumah sakit. Agar tetap positif dalam sistem tarif INA-CBG’s, rumah sakit harus menjaga agar biaya per kasus (cost per case) lebih rendah dari tarif yang diterima.

baca juga  Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat

Strategi yang diterapkan RSI Sultan Agung antara lain:

  • Kepatuhan terhadap Clinical Pathway, memastikan seluruh tindakan dan penggunaan obat sesuai standar untuk mencegah cost overruns dan memaksimalkan manfaat tarif INA-CBG’s.

  • Pelayanan Non-Diskriminatif, memberikan mutu layanan yang sama bagi seluruh peserta JKN. Pendekatan ini memperkuat citra, kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan volume pasien, yang pada gilirannya memperkuat margin EBITDA.

  • Digitalisasi Pelayanan, seperti penerapan anjungan mandiri dan sistem biometrik (sidik jari/pengenalan wajah) yang mempercepat alur pasien, mengurangi beban administrasi, dan meningkatkan efisiensi biaya.

2. Menjaga CRR Melalui Manajemen Klaim yang Agile

CRR (Current Ratio) adalah indikator likuiditas yang mengukur kemampuan rumah sakit dalam membayar kewajiban jangka pendek, seperti gaji tenaga kesehatan dan utang obat, dengan aset lancarnya (termasuk piutang klaim BPJS).

RSI Sultan Agung menerapkan sejumlah langkah strategis untuk menjaga CRR tetap sehat:

  • Pembentukan Tim JKN Khusus, yang berfokus pada pengelolaan dan percepatan klaim INA-CBG’s, berfungsi sebagai penghubung antara rekam medis, coder, dan verifikator BPJS.

  • Keterlibatan Aktif DPJP, melalui peningkatan kepatuhan dalam melengkapi rekam medis. Rumah sakit memastikan adanya insentif jasa medis yang adil dan cepat dibayarkan, untuk mendorong dokumentasi yang akurat dan tepat waktu.

  • Manajemen Arus Kas Piutang yang Ketat, dengan menekan pending klaim hingga minimal, memastikan pencairan klaim BPJS sesuai jadwal agar kas tetap terjaga dan CRR tetap di atas ambang aman.

Kesimpulan: Menyeimbangkan Nilai Bisnis dan Kemanusiaan

Model RSI Sultan Agung Semarang mengajarkan bahwa rasio keuangan yang sehat (EBITDA dan CRR) hanya dapat dicapai jika mutu pelayanan dan efisiensi biaya berjalan seimbang.

Rumah sakit yang terancam kolaps perlu segera melakukan re-engineering operasional melalui langkah-langkah berikut:

  1. Memperkuat Mutu Klinis dengan penerapan panduan praktik klinis yang disiplin untuk mengendalikan biaya per kasus.

  2. Mendigitalisasi Proses Klaim untuk meminimalkan kesalahan, mempercepat pencairan, dan menjaga arus kas.

  3. Menjamin Kesejahteraan Tenaga Kesehatan melalui penerapan Standar Jasa Medis (SJM) yang transparan dan pembayaran yang tepat waktu.

baca juga  Apotek Ciremai di Perumda Farmasi Ciremai Cirebon, hadirkan layanan Terapi Tanpa Operasi dan Terapi Sel

Dengan mengintegrasikan nilai pelayanan (value of care) dan nilai keuangan (financial value), rumah sakit dapat menavigasi kompleksitas sistem JKN, mengubah risiko menjadi peluang, serta mencapai keberlanjutan operasional demi pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Jejak Air Mata di Balik Lensa: Waspada Ablasio, Si Pencuri Penglihatan
Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor
Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas
Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat
Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes
Transformasi Dokter Menuju Society 5.0 di Era Industri 4.0
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat

Berita Terkait

Sunday, 30 November 2025 - 20:00 WIB

Jejak Air Mata di Balik Lensa: Waspada Ablasio, Si Pencuri Penglihatan

Sunday, 30 November 2025 - 09:25 WIB

Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor

Friday, 28 November 2025 - 16:21 WIB

Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas

Saturday, 22 November 2025 - 11:15 WIB

Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat

Friday, 14 November 2025 - 16:36 WIB

Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes

Berita Terbaru

Oplus_131072

Politik

Atasi Tekanan Fiskal, Edi Kamtono Dorong Investasi

Saturday, 20 Dec 2025 - 22:00 WIB