Nusakambangan, 6 November 2025 – Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Purwadi Arianto memberikan apresiasi terhadap Balai Latihan Kerja (BLK) Nusakambangan, yang menjadi salah satu wujud nyata birokrasi berdampak dan inovatif dalam membina warga binaan agar mandiri saat kembali ke masyarakat.
Program BLK yang digagas Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan internal lapas, tetapi juga menjadi sarana pembinaan keterampilan teknis di berbagai bidang, termasuk agribisnis, konveksi, perikanan, hingga pengolahan limbah industri. Melalui pelatihan ini, warga binaan memperoleh bekal keterampilan, etos kerja, dan kemandirian, sehingga siap melanjutkan kehidupan produktif setelah bebas.
Menteri Imipas Agus Andrianto menekankan pentingnya BLK Nusakambangan sebagai model lapas yang mandiri dan produktif.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tadinya Nusakambangan hanya tempat penahanan, kini juga dijadikan tempat pelatihan ketahanan pangan. Harapannya, ketika mereka bebas, mereka punya modal untuk melanjutkan aktivitas berdasarkan kemampuan yang dimiliki,” ujarnya saat Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Imipas dan KKP pada Rabu (5/11/2025).
Program BLK Nusakambangan sejalan dengan Asta Cita kedua Kementerian Imipas, yakni memperkuat sistem pertahanan dan keamanan serta mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, dan ekonomi kreatif. Inisiatif ini juga memperkuat ketahanan pangan nasional serta membangun ekosistem pembangunan yang berkelanjutan.
Wamen PANRB Purwadi Arianto menilai kegiatan BLK sebagai contoh kolaborasi efektif antar kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pihak swasta yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kegiatan ini berdampak langsung terhadap ekosistem pembangunan nasional. Semoga menjadi inspirasi bagi lapas lain,” ujarnya.
Dalam kunjungan ke Nusakambangan, Wamen PANRB dan Menteri Imipas meninjau sejumlah BLK, antara lain: Pabrik FABA (Fly Ash Bottom Ash) yang mengolah abu batu bara menjadi paving block, BLK pengolahan pupuk, BLK konveksi, kolam budidaya sidat, BLK tepung nirbaya, BLK udang vaname, BLK pelintingan rokok, serta BLK ayam KUB dan petelur.
Kegiatan ini menunjukkan birokrasi yang berdampak, di mana warga binaan memperoleh keterampilan hidup, masyarakat mendapatkan nilai ekonomi, dan negara memperkuat tata kelola pembinaan yang manusiawi dan berkelanjutan.
(Alda)






