Jakarta, 7 November 2025 – Upaya memperkuat ketahanan energi nasional terus dilakukan melalui pengembangan energi berbasis bioenergi. Dalam kuliah tamu bertajuk “Bio Energi: Mimpi Menuju Ketahanan Energi” yang digelar oleh Program Studi Bisnis Energi Institut Teknologi PLN (ITPLN), para pakar menekankan bahwa bioenergi bisa menjadi pilar utama dalam transisi energi dan kemandirian energi Indonesia.
Direktur Bioenergi PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Hokkop Situngkir, menegaskan bahwa bioenergi memiliki potensi besar untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 sekaligus memperkuat ketahanan energi, baik di tingkat nasional maupun daerah.
“Program biomassa dan bioenergi ini bukan sekadar soal bauran energi, tetapi tentang membangun sistem energi yang tangguh, berkelanjutan, dan melibatkan masyarakat dari hulu hingga hilir,” ujar Hokkop di Kampus ITPLN, Jakarta.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hokkop menambahkan bahwa program cofiring biomassa di PLTU telah terbukti menurunkan emisi karbon sepanjang rantai pasok, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal. PLN EPI terus memperluas kolaborasi dengan perguruan tinggi dan pelaku usaha untuk memperkuat riset, rantai pasok bahan baku, dan inovasi teknologi rendah karbon.
“Sinergi dengan kampus seperti ITPLN penting agar kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pengembangnya,” kata Hokkop.
Sementara itu, Dr. Ir. Ali Ahmudi, S.Si, MT, M.Si, dosen dan peneliti bidang energi ITPLN, menilai bahwa bioenergi merupakan bentuk energi terbarukan yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Ia menjelaskan bahwa biomassa dari limbah pertanian, perkebunan, dan sampah organik memiliki potensi besar untuk diolah menjadi listrik dan bahan bakar bersih.
“Bioenergi adalah jembatan menuju ketahanan energi yang inklusif. Di satu sisi mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan di sisi lain memberdayakan masyarakat pedesaan,” ungkap Ali.
Diskusi yang dimoderatori Dr. Eri Prabowo, ST, M.Kom, IPU dan dipandu Lisdiana, SE, MM ini juga membahas peluang integrasi bioenergi dalam kebijakan nasional serta tantangan pembangunan ekosistem energi hijau yang berkelanjutan.
Para pembicara sepakat bahwa keberhasilan pengembangan bioenergi tidak hanya diukur dari aspek teknis, tetapi juga dampak sosial dan ekonominya. Kolaborasi lintas sektor antara akademisi, industri, dan pemerintah menjadi kunci agar bioenergi benar-benar menjadi pilar ketahanan energi nasional dan masa depan hijau Indonesia.
(Alda)






