Indramayu, Poskota.online — Warga Desa Rajasinga, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menggelar tradisi tahunan Sedekah Bumi dengan meriah melalui kegiatan karnaval budaya, Senin (10/11/2025).
Kegiatan yang diwarnai semangat kebersamaan ini menjadi ajang pelestarian tradisi leluhur sekaligus memperkenalkan potensi lokal desa kepada masyarakat luas.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Desa Rajasinga Julaidir, Camat Terisi Boy Billy Prima, Tim Revolusi Puguh Siswanto, serta ribuan warga yang memadati jalur karnaval.
Sebanyak 25 kreasi budaya ditampilkan dalam karnaval, mulai dari Ogo-ogo, Singa Depok, Tutul-Tuyulan, hingga berbagai pertunjukan seni rakyat. Setiap kelompok peserta merupakan perwakilan dari masing-masing RT yang tampil kompak mengusung tema seni dan budaya lokal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain karnaval, warga juga membawa hasil bumi berupa sayur-sayuran dan tumpeng raksasa sebagai simbol rasa syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan. Acara semakin semarak dengan penampilan Sandiwara Purba Sari dari Kecamatan Losarang yang menghibur masyarakat.
Kepala Desa Rajasinga, Julaidir, S.Sos, mengatakan bahwa kegiatan Sedekah Bumi tahun ini digelar lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia menuturkan, tradisi ini juga menjadi sarana untuk mengenang sejarah awal berdirinya Desa Rajasinga.
“Acara ini digelar untuk mengingatkan masyarakat agar tidak melupakan budaya dan asal-usul desa. Dahulu wilayah ini bernama Pandansari berdiri sekitar tahun 1700, kemudian berganti nama menjadi Singa Kembar, dan kini dikenal sebagai Desa Rajasinga,” ujar Julaidir.
Sementara itu, Camat Terisi Boy Billy Prima menjelaskan bahwa Sedekah Bumi merupakan bentuk adat istiadat yang mencerminkan rasa syukur masyarakat terhadap hasil bumi sekaligus mempererat silaturahmi.
“Inti dari sedekah bumi adalah doa bersama dan kebersamaan. Dulu hiburannya berupa wayang, sekarang berkembang dengan bentuk karnaval seperti Ogo-ogo. Namun maknanya tetap sama: melestarikan budaya dan memperkuat silaturahmi,” ungkap Boy Billy.
Dukungan juga datang dari Tim Revolusi, yang diwakili Puguh Siswanto. Ia menilai kegiatan seperti ini perlu terus dijaga karena memiliki nilai sosial dan spiritual yang tinggi.
“Kami sangat mendukung kegiatan karnaval dan sedekah bumi ini sebagai sarana doa bersama dan mempererat hubungan antarwarga,” ujarnya.
Tokoh masyarakat Asan Udin menambahkan bahwa karnaval budaya tersebut tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga ajang memperkenalkan potensi desa kepada masyarakat luas.
“Karnaval ini menunjukkan hasil bumi dan kekayaan budaya Desa Rajasinga. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan yang memperkuat kekompakan dan gotong royong warga,” katanya.
Lebih lanjut, Asan Udin juga mengingatkan pentingnya mengenang empat tokoh pendiri Desa Rajasinga, yakni Mbah Buyut Suratntaka Rajiang, Wirantaka Cibereng, Agrantaka Rajasinga, dan Jayantaka Ujung Jaya.
“Keempat buyut itu dikenal sebagai pembuka wilayah atau babad alas Desa Rajasinga. Mereka dikenal berpergian menunggang singa atau macan. Kini wilayah Rajasinga telah berkembang menjadi empat desa: Rajasinga, Plosokerep, Jatimulya, dan Jatimunggul,” tutur Asan Udin.
Tradisi Sedekah Bumi di Desa Rajasinga menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat setempat menjaga nilai-nilai warisan leluhur sekaligus memperkuat persatuan dan semangat kebersamaan demi kemajuan desa.
(Xtoy)






