Tangerang Selatan — Dunia olahraga di Kota Tangerang Selatan kembali bergeliat dengan hadirnya nama Mursinah sebagai calon Ketua KONI Tangsel. Sosok yang pernah memimpin Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Tangsel itu dikenal sebagai figur yang berpengalaman, komunikatif, dan memiliki pemahaman mendalam tentang pembinaan atlet maupun tata kelola keolahragaan daerah. Kini, ia mantap maju membawa misi besar: menjadikan KONI Tangsel lebih progresif dan adaptif terhadap tantangan baru.
Dalam visi kepemimpinannya, Mursinah menegaskan bahwa kolaborasi adalah kunci membangun prestasi. Ia ingin memastikan KONI benar-benar menjadi pusat koordinasi yang solid bagi seluruh cabang olahraga, sekaligus mitra strategis pemerintah daerah.
“Sinergi bukan hanya pertemuan rutin—tetapi kerja nyata yang saling menguatkan,” menjadi prinsip yang selalu ia sampaikan dalam berbagai kesempatan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berbekal pengalamannya memimpin Dispora, Mursinah memahami bagaimana pola kerja birokrasi, kebutuhan cabor, hingga mekanisme anggaran dapat menyatu dalam sistem pembinaan yang efektif.
Selama menjabat di Dispora, Mursinah dikenal konsisten memperkuat pembinaan olahraga melalui kebijakan anggaran, peningkatan fasilitas latihan, hingga pendampingan administrasi bagi KONI dan cabor-cabor. Banyak pengurus cabor menilai bahwa masa kepemimpinannya adalah salah satu fase di mana komunikasi antara pemerintah dan pelaku olahraga berjalan paling dinamis.
Keberhasilan itulah yang membuat banyak pihak menilai Mursinah layak melanjutkan kontribusinya melalui posisi Ketua KONI Tangsel.
Tak hanya fokus pada penyelenggaraan kegiatan olahraga, Mursinah juga menaruh perhatian pada masa depan atlet. Ia mendorong program apresiasi dan beasiswa bagi atlet berprestasi, memastikan mereka tetap memiliki ruang berkembang baik dalam karier olahraga maupun pendidikan.
Kepedulian ini telah melahirkan banyak kisah inspiratif atlet muda Tangsel yang mampu berprestasi tanpa mengorbankan pendidikan mereka.
Bagi Mursinah, dunia olahraga bukan sekadar urusan kompetisi. Baginya, olahraga adalah ruang pembinaan karakter, identitas kota, dan aset sosial yang harus dikelola dengan profesional. Dengan pengalaman panjang, pemahaman lapangan, dan kedekatan emosionalnya dengan para pelaku olahraga, ia membawa harapan baru untuk KONI Tangsel yang lebih tertata, terbuka, dan berorientasi prestasi.
Mursinah tidak hanya membawa visi—ia membawa pengalaman dan rekam jejak yang telah teruji.
Kini, Tangsel menanti. Akankah babak baru prestasi olahraga dimulai dari kepemimpinan yang berpengalaman ini?
Waktunya memberikan ruang bagi perubahan. ***






