Maros – Sorak dukungan dan tepuk tangan bergema di Gedung Serbaguna Pemkab Maros saat Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto bersama Wakil Menteri Koperasi Farida Farichah memimpin deklarasi Desa Bersinar Sulawesi Selatan. Deklarasi itu menjadi momentum penting bagi desa-desa di Sulsel untuk mengambil sikap tegas terhadap bahaya narkoba.
Yandri tampil dengan pesan yang keras sekaligus penuh keprihatinan. Baginya, narkoba tidak lagi sekadar ancaman, tetapi sudah memasuki fase darurat. “Lebih dari Rp500 triliun uang beredar untuk narkoba setiap tahun. Ini bukan hanya merugikan negara dari sisi fiskal, tapi menghancurkan sumber daya manusia kita,” ujarnya.
Di hadapan para kepala desa, BPD, Bupati, dan ribuan peserta Saba Desa, Yandri mengingatkan bahwa jutaan anak bangsa telah menjadi korban. Karena itu, ia mendorong tingkat desa menjadi benteng pertama untuk melindungi generasi muda dari bahaya narkoba.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya minta kepala desa jadi ujung tombak. Sulsel harus menjadi contoh desa bersih narkoba,” katanya tegas.
Deklarasi ini disambut antusias berbagai pihak, termasuk BNN, pemerintah daerah, dan APDESI Merah Putih selaku penyelenggara. Turut hadir pula Anggota DPR RI Ashabul Kahfi, Deputi BNN Muhammad Zainul Muttaqien, hingga Forkopimda Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain deklarasi, Mendes Yandri memberikan penghargaan kepada desa-desa dan pemerintah daerah yang dinilai berprestasi dalam pembangunan desa. Para penerima penghargaan tampak bangga karena dinilai mampu menjadi inspirasi bagi kabupaten dan desa lain di Sulawesi Selatan.
Bagi Yandri, Desa Bersinar bukan sekadar program. Ini adalah gerakan moral. “Kita cegah apa pun yang dapat merusak anak cucu bangsa, mulai dari desa,” tutupnya.






