Pemalang, Jawa Tengah (23/12/2025) – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pemalang, Moh. Sidik, memaparkan rencana program pencegahan dan penanganan stunting tahun 2026 usai kegiatan Koordinasi Tim Percepatan Pencegahan dan Penanggulangan Stunting yang dibuka oleh Wakil Bupati Pemalang, Nurkholes.
Dalam paparannya, Moh. Sidik menyampaikan terdapat 31 indikator layanan konvergensi stunting, meliputi ibu hamil, nifas dan menyusui, balita usia 0–59 bulan, remaja putri, serta rumah tangga dan masyarakat.
Ia menjelaskan dukungan anggaran penanganan stunting berasal dari APBN melalui kementerian dan transfer ke daerah. Selain itu, Dana Desa untuk penanganan stunting meningkat signifikan, dari sekitar Rp2,4 triliun menjadi Rp7,22 triliun pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekitar 10,5 persen Dana Desa diharapkan dapat mendukung penurunan stunting melalui intervensi spesifik dan sensitif yang dilaksanakan oleh OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pemalang.
Moh. Sidik juga menyebutkan desa lokus stunting tahun 2025 berjumlah 10 desa, di antaranya Desa Pasir, Jatirejo, Sungapan, Cibelok, Kejambon, Sikayu, dan Sigandu.
Untuk tahun 2026, program pencegahan stunting akan difokuskan pada penguatan data masyarakat Desil 1 serta kelanjutan program Cegah Stunting. Kecamatan Belik menjadi prioritas utama karena masih tingginya angka rumah tidak layak huni, kepemilikan WC dan listrik, stunting, serta pengangguran.
“Harapannya, pada 2026 program dan aksi nyata pembenahan delapan indikator stunting dapat terlaksana secara optimal,” pungkas Moh.
Ramsus






