Jakarta – Setelah bertahun-tahun terbelah akibat dualisme kepengurusan, organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Banten akhirnya menemukan titik terang. Pada Selasa (7/10/2025), di Gedung Dewan Pers Jakarta, kedua kubu yang selama ini berselisih sepakat untuk berdamai dan bersatu di bawah satu kepengurusan resmi.
Langit Jakarta sore itu menjadi saksi berakhirnya bab panjang penuh dinamika di tubuh PWI Banten. Dua kubu—yang sebelumnya berseberangan pandangan dan klaim kepemimpinan—akhirnya duduk satu meja, menandatangani kesepakatan yang menandai lahirnya kembali semangat kebersamaan di kalangan insan pers Banten.
Pertemuan yang difasilitasi PWI Pusat itu dipimpin langsung oleh Mirza Zulhadi, Ketua Bidang Pembinaan Daerah PWI Pusat. Ia menyampaikan bahwa hasil musyawarah memutuskan Rian Nopandra sebagai Ketua PWI Banten yang sah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dualisme ini sudah terlalu lama memecah rekan-rekan wartawan di Banten. Sekarang waktunya kita kembali satu barisan untuk memperkuat organisasi,” ujar Mirza seusai pertemuan.
Kehadiran perwakilan kedua kubu—Junaedi Achmad, Fahdi Khalid, dan Hari Wibowo dari pihak Mashudi, serta Rian Nopandra dan R. Dede Liyana dari pihak satunya—menjadi momentum penting. Tak ada lagi perdebatan tajam, hanya tatapan lega dan jabatan tangan yang menandakan berakhirnya konflik panjang.
Rian Nopandra, yang kini diakui sebagai ketua PWI Banten, mengaku lega dan berterima kasih kepada PWI Pusat atas upaya mediasi yang adil dan transparan.
“Ini bukan kemenangan satu pihak, tapi kemenangan seluruh wartawan Banten. Kita ingin kembalikan marwah PWI sebagai rumah besar bagi semua jurnalis,” tuturnya.
Suasana haru sempat terasa ketika beberapa anggota senior PWI Banten mengungkapkan rasa syukur. Mereka menilai, perpecahan yang sempat terjadi telah menghambat peran organisasi dalam memperjuangkan profesionalisme dan kesejahteraan wartawan di daerah.
“Akhirnya kami bisa bekerja lagi tanpa perpecahan. Ini saatnya bangkit dan berbenah,” ungkap salah satu anggota senior dengan mata berkaca-kaca.
Dalam pertemuan itu, disepakati pula bahwa PWI Banten akan segera menggelar rapat pleno paling lambat 15 Oktober 2025 untuk menata ulang struktur kepengurusan dan menyusun rencana kerja baru. Langkah ini diharapkan menjadi awal baru bagi PWI Banten untuk kembali aktif membina, melindungi, dan memperjuangkan hak-hak insan pers di wilayahnya.
Mirza Zulhadi menegaskan, PWI Pusat akan terus mengawal proses rekonsiliasi ini agar tidak muncul lagi benih-benih perpecahan.
“Kami berharap PWI Banten menjadi contoh bagi daerah lain, bahwa perbedaan bisa diselesaikan dengan musyawarah, bukan perpecahan,” ujarnya menutup pertemuan.
Kini, setelah hampir dua tahun dalam situasi penuh ketegangan, wartawan di Banten bisa kembali melangkah bersama. Tidak lagi terpecah oleh kubu atau kepentingan, tapi bersatu dalam satu tujuan—mengabdi pada kebenaran, keadilan, dan kemerdekaan pers.