Pemalang — Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, isu kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon kembali mencuat di tengah masyarakat. Kabar tersebut memicu kekhawatiran, mengingat kelangkaan serupa pernah terjadi pada tahun 2024 lalu dan menyebabkan antrean panjang pembeli di berbagai daerah.
Namun, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Pemalang dengan tegas membantah isu tersebut. Pemerintah daerah memastikan stok gas melon aman dan telah mengantisipasi lonjakan kebutuhan masyarakat.
Kepala Diskoperindag Pemalang, Fera Djoko Susanto, menjelaskan bahwa Pemkab Pemalang telah mengajukan penambahan kuota gas melon kepada pemerintah pusat melalui Dirjen Migas RI. Total penambahan yang diajukan mencapai 547 ribu tabung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sudah ajukan tambahan stok jelang Nataru. Jumlahnya lebih dari 500 ribu tabung untuk mengantisipasi lonjakan permintaan,” jelas Fera.
Pengajuan tersebut bukan dilakukan mendadak, melainkan sudah diajukan sejak Agustus 2025, sebagai bentuk antisipasi dini. Dengan adanya kuota tambahan dari pusat, Pemkab juga memiliki ruang untuk meminta pasokan ekstra dari Pertamina apabila sewaktu-waktu terjadi gangguan suplai.
Lebih lanjut, Fera mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying yang justru dapat memicu kelangkaan dan kenaikan harga.
“Kami harap masyarakat membeli sesuai kebutuhan. Jangan menimbun atau membeli berlebihan. Supaya stok merata dan tidak menimbulkan inflasi di daerah,” tegasnya.
Diskoperindag memastikan bahwa pendistribusian akan diawasi agar stok mencukupi bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Pemalang menjelang libur panjang akhir tahun.(sus)






