Dua WNI Batal Terbang ke Paris Akibat Boarding Pass dan Visa Tertukar, Kinerja Kedutaan Mendapat Sorotan!

oleh -93 Dilihat

Jakarta – Dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Khanza dan Rosalina batal terbang dari Bandara Soekarno Hatta (Soetta) menuju Paris, Prancis setelah mengalami problem pada visa dan boarding pass miliknya.

Insiden yang tidak mengenakkan itu dialami Khanza dan Rosalina yang sudah antre dalam barisan menuju ke pesawat di Bandara pada Sabtu, 13 April 2024.

Namun problem tertukar visa dan boarding pass membuat rencana perjalanan itu terhambat, sementara pada waktu yang sangat singkat dan nyaris mustahil, mereka diharuskan mendapat “statemen letter” alias surat pernyataan dari kedutaan untuk bisa berangkat.

Kepada awak media, pihak Khanza dan Rosalina pun menuturkan kronologi kejadian, dimana pada pukul 13:00 WIB Khanza dan Rosalina sudah berkumpul bersama tour guide dari agen perjalanan Widarin (Wisatapreneur Daring Indonesia) di Bandara Soetta, untuk absen dan menyerahkan bagasi koper.

Setelah dua jam, tepatnya pukul 15:00 WIB pihak agensi Widarin pun membagikan boarding pass dan paspor kepada rombongan, sedangkan milik Khanza dan Rosalina tidak ada. Mereka pun menunggu dengan harap-harap cemas, namun tak ada kepastian dari agensi.

Khanza dan Rosalina pun telah berulang kali menanyakan kepada Widarin, apa kendala yang terjadi hingga boarding pass dan visa mereka tidak ada.

Pihak agensi pun tak bisa memberi penjelasan yang detail, apa alasannya. Mereka hanya meminta agar Khanza dan Rosalina menunggu. “Ditunggu saja ya, sepertinya ada sedikit problem,” demikian kata agenci tersebut seperti dituturkan Khanza dan Rosalina dalam keterangannya.

Karena tak ada kejelasan, sementara waktu pemberangkatan pesawat sudah semakin dekat, kemudian pada Pukul 15:35, tour guide mendatangi Stuart dan menjelaskan bahwa paspor dan visa tertukar. Mereka pun mengaku sudah berusaha untuk menghubungi kantor widarin, kedutaan, dan pihak terkait.

“Paspor dan visa beberapa kali difoto oleh pihak widarin untuk konfirmasi bahwa ada kesalahan penempelan visa,” kata Khanza dan Rosalina menuturkan.

Menurut widarin selaku agensi perjalanan, pihak maskapai meminta “statement letter” kepada kedutaan agar bisa memberangkatkan Khansa dan Rosalina.

Namun, pihak kedutaan sedang lelet slow respon dan ternyata tidak bisa membuat “statement letter” tersebut. Sementara waktu terus berjalan dan pesawat tak lama lagi akan berangkat.

Kemudian sekitar pukul 16:00 WIB, rombongan beserta TG sudah masuk ke pesawat, menyisakan Khansa dan Rosalina serta dua orang pihak widarin yang mengurus ticketing.

Dalam kondisi crowded itu, Khansa dan Rosalina terus menanyakan kepastian namun pihak widarin saling lempar. Bahkan saat dicoba ditelpon WA pun tidak mengangkat karena alasan masih konfirmasi ke kedutaan.

“Pihak widarin yang menemani di bandara bilang bahwa maskapai menunggu “statement letter” sampai pukul 16:30 bila lebih sepertinya tidak bisa ikut terbang,” jelas Khanza dan Rosalina.

Kemudian pada Pukul 16:30 WIB, statement letter yang diharapkan itu masih tidak ada, dan counter check-in sudah mulai menutup barisan.

Bahkan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 17:00 WIB atau saat boarding time, ternyata masih belum ada kejelasan. Lalu admin Widarin, Khansa, Rosalina, dan orang tua telepon grup WA dalam kondisi yang belum ada kepastian.

“Pada Pukul 17:20 WIB, akhirnya dipastikan atau sudah fix tidak bisa berangkat,” tegas Khanza dan Rosalina, menuturkan.

Karena tak bisa berangkat, pada Pukul 17:30 WIB, Khanza dan Rosalina melakukan telepon grup WA bersama manager Widarin (Atika), dan disepakati untuk memesankan hotel untuk Khanza dan Rosalina menginap sehari.

Keduanya pun lantas berangkat ke hotel pada Pukul 18:30 WIB dengan menggunakan taxi, lalu sejam kemudian mereka tiba di hotel.

Lantas sekitar satu jam kemudian, tepatnya Pukul 20:05 pihak Widarin (Fatimah) datang ke hotel menemui Khansa dan Rosalina untuk menjelaskan dan meminta maaf.

Namun maaf tinggallah maaf. Nasi sudah menjadi bubur. Kejadian ini telah menimbulkan kerugian secara fisik, psikis, bahkan mental. Tentunya juga kerugian materi berupa uang sekitar Rp100 juta yang ditimbulkan dari sisi konsumen dan juga pihak agency, karena harus menanggung biaya pembatalan secara full sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab.

Pengalaman Khanza dan Rosalina ini tentu harus mejadian catatan, bagaimana pelayanan untuk perjalanan masih banyak yang tidak prima. Apalagi kinerja kedutaan terkesan sangat lemot, padahal hanya untuk membuat statemen letter.

Berikut kronologinya:

– Pukul 13:30, kumpul di counter B bersama tour guide untuk absen dan menyerahkan koper bagasi
– ⁠Pukul 15:00, kumpul untuk dibagikan boarding pass dan paspor
– ⁠Khansa dan Rosalina menunggu sampai nama kita dipanggil untuk dibagikan paspor dan boarding pass
– Pukul 15:33 l, orang lain semua sudah dapat boarding pass sedangkan Khansa dan Rosalina belum dapat
– ⁠Khansa dan Rosalina bertanya kepada pihak widarin beberapa kali untuk memastikan dan jawaban hanya “Ditunggu saja ya, sepertinya ada sedikit problem” di sini Khansa dan Rosalina masih belum tahu kejelasan apa apa karena tidak dijelaskan masalah yang terjadi apa
– ⁠Pukul 15:35, tour guide (ka Stuart) datang dan menjelaskan bahwa paspor dan visa tertukar, TG sudah berusaha untuk menghubungi kantor widarin, kedutaan, dll.
– ⁠Paspor dan visa beberapa kali difoto oleh pihak widarin untuk konfirmasi bahwa ada kesalahan penempelan visa
– ⁠Menurut pihak widarin, pihak maskapai meminta “statement letter” kepada kedutaan agar bisa memberangkatkan Khansa dan Rosalina. Namun, pihak kedutaan sedang slow respon dan ternyata tidak bisa membuat “statement letter” tsb.
– ⁠Sekitar pukul 16:00an, rombongan beserta TG sudah masuk, menyisakan Khansa dan Rosalina serta 2 orang pihak widarin yang mengurus ticketing
– ⁠Khansa dan Rosalina terus menanyakan kepastian namun pihak widarin saling lempar, dicoba ditelfon WA pun tidak mengangkat karena alasan masih konfirmasi ke kedutaan
– ⁠Pihak widarin yang menemani di bandara bilang bahwa maskapai menunggu “statement letter” sampai pukul 16:30 bila lebih sepertinya tidak bisa ikut terbang
– ⁠Pukul 16:30 “statement letter” tidak ada, dan counter check-in sudah mulai menutup barisan
– ⁠Sekitar pukul 17:00 saat boarding time masih belum ada kejelasan. Lalu admin widarin, khansa, rosalina, dan orang tua telfon grup WA
– ⁠Pukul 17:20 sudah fix tidak bisa berangkat
– ⁠Pukul 17:30 telfon grup WA bersama manager (Atika) di sini dipesankan hotel untuk menginap sehari
– ⁠Pukul 18:30 otw (berangkat, red) dari bandara ke hotel menggunakan taxi, pukul 19:10 sampai hotel
– ⁠Pukul 20:05 pihak widarin (Fatimah) datang ke hotel menemui Khansa dan Rosalina untuk menjelaskan dan meminta maaf.(*}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.