instagram youtube

Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor

Sunday, 30 November 2025 - 09:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: dr. Agus Ujianto, MSI Med, SpB

Adiksi: Ancaman Peradaban, Bukan Sekadar Pelanggaran

Indonesia sedang menghadapi persimpangan penting dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Penyalahgunaan narkotika tidak lagi dapat dipandang sebagai isu kriminal semata, melainkan krisis kesehatan publik yang berdampak langsung pada moral, peradaban, dan masa depan generasi bangsa. Adiksi adalah penyakit otak kronis yang dapat kambuh dan mengurung potensi seseorang jika tidak ditangani secara ilmiah dan manusiawi.

Selama ini, pendekatan yang terlalu berat pada kriminalisasi justru menjauhkan kita dari solusi. Pecandu adalah pasien, bukan musuh negara. Yang harus diberantas adalah jaringan bandar, bukan korban adiksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk memutus siklus ini, diperlukan Gerakan Nasional Melawan Adiksi yang menempatkan pendidikan, kesehatan, moralitas, dan penegakan hukum dalam satu orkestrasi yang harmonis.

Reformasi Kurikulum: Sekolah sebagai Benteng Utama Pencegahan

Pencegahan narkotika tidak dapat lagi hanya mengandalkan imbauan sporadis. Ia harus dirancang melalui kurikulum yang menanamkan pemahaman ilmiah, moral, dan keterampilan hidup.

1. Integrasi Keilmuan (Sains & Kedokteran): Neuroscience of Addiction

Peserta didik harus memahami bagaimana zat adiktif merusak otak, mengacaukan sistem penghargaan, dan menurunkan kendali diri. Pendekatan berbasis sains ini mematahkan mitos serta membangun kesadaran yang lebih rasional.

2. Integrasi Nilai Spiritual (Pendidikan Agama & Budi Pekerti)

Tokoh agama memegang peran kunci dalam membangun ketahanan moral. Pencegahan narkoba harus diletakkan dalam konteks maqasid syariah: menjaga jiwa (hifz an-nafs) dan menjaga akal (hifz al-‘aql). Menjauhi narkoba menjadi bukan hanya kewajiban hukum negara, tetapi juga ibadah dan bentuk keimanan.

3. Pembentukan Karakter dan Keterampilan Hidup

Sekolah harus mengajarkan kecakapan menghadapi tekanan sosial, manajemen stres, literasi digital, dan penguatan karakter. Ini memberi peserta didik kemampuan memilih solusi sehat, bukan pelarian pada zat terlarang.

baca juga  Apotek Ciremai di Perumda Farmasi Ciremai Cirebon, hadirkan layanan Terapi Tanpa Operasi dan Terapi Sel

Kapita Selekta Pencegahan: Kolaborasi Lintas Klaster

Gerakan nasional membutuhkan sinergi semua elemen bangsa dengan perannya masing-masing.

1. Klaster Keluarga & Tokoh Agama

Ulama, tokoh masyarakat, dan pemuka agama memiliki pengaruh langsung pada akar sosial. Ceramah, khutbah, dan komunitas keagamaan harus secara sistematis memasukkan pesan anti-adiksi dan memperkuat dukungan moral bagi keluarga rentan.

2. Klaster Kesehatan & Rehabilitasi

Fasilitas kesehatan seperti RSI Sultan Agung harus berada di garis depan untuk deteksi dini dan konseling. Pendekatan medis lebih efektif daripada menunggu penangkapan. Prinsip dekriminalisasi administratif perlu diterapkan: pecandu dirujuk ke klinik, bukan ke penjara.

3. Klaster Penegakan Hukum

BNN dan Polri harus memusatkan energinya pada pemberantasan jaringan peredaran gelap. Pengguna murni diperlakukan sebagai pasien. PSKHNK menyediakan Gramasi Medis-Legal sebagai panduan teknis bagi penyidik untuk membedakan secara objektif antara pecandu dan pengedar.

PSKHNK: Dari Kajian Akademik Menuju Solusi Sistemik

Pusat Studi Kajian Hukum Narkoba dan Kesehatan (PSKHNK) hadir sebagai jembatan ilmu pengetahuan dan kebijakan. Visi kami:

  • Menyusun pedoman teknis bagi Jaksa, Hakim, dan Penyidik untuk menerapkan diversi serta rehabilitasi berbasis restorative justice.

  • Mengadvokasi penganggaran agar fokus berpindah dari penahanan ke layanan kuratif dan preventif.

  • Membangun ekosistem nasional yang menempatkan kesehatan, moralitas, dan pendidikan sebagai pilar utama pencegahan.

Menuju Indonesia Emas Bebas Adiksi

Mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan sumber daya manusia unggul hanya dapat dicapai bila kita menghentikan paradigma lama War on Drugs yang tidak efektif, dan menggantinya dengan Gerakan Nasional Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Moralitas.

Pencegahan adiksi adalah amanah moral, investasi peradaban, dan amal jariyah yang manfaatnya melintasi generasi.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas
Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat
Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes
Transformasi Dokter Menuju Society 5.0 di Era Industri 4.0
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Pengalaman RSI Sultan Agung Semarang dalam Memenuhi Rasio Keuangan Kritis: Rujukan bagi Rumah Sakit yang Terancam Kolaps
​Perlunya Tarif Jasa Medis Nasional untuk DPJP dalam Dinamisasi Angka Klaim Berdasarkan INA-CBG’s dan DRG
Tag :

Berita Terkait

Sunday, 30 November 2025 - 09:25 WIB

Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor

Friday, 28 November 2025 - 16:21 WIB

Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas

Saturday, 22 November 2025 - 11:15 WIB

Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat

Friday, 14 November 2025 - 16:36 WIB

Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes

Saturday, 8 November 2025 - 14:24 WIB

Transformasi Dokter Menuju Society 5.0 di Era Industri 4.0

Berita Terbaru

Oplus_131072

Politik

Wako ‘Fun Walk’ Bareng Ribuan ASN Pemkot Pontianak

Sunday, 30 Nov 2025 - 09:51 WIB