Belém, 20 November 2025 — Indonesia semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin aksi iklim global dengan ditandatanganinya Mutual Expression of Intent Generation-Based Incentive Programme antara PT PLN (Persero) dan Global Green Growth Institute (GGGI) dalam gelaran COP30 di Belém, Brazil (13/11). Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian bilateral Indonesia–Norwegia untuk salah satu transaksi karbon terbesar di dunia melalui mekanisme Artikel 6 Paris Agreement, dengan potensi pengurangan emisi mencapai 12 juta ton CO2e.
Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq menegaskan pentingnya kesepakatan ini sebagai simbol komitmen Indonesia dalam memimpin implementasi perdagangan karbon internasional berbasis teknologi. “Hari ini kita mencapai titik penting yang menentukan capaian berikutnya dalam kerja sama Indonesia–Norwegia,” ujarnya.
Selama ini kolaborasi dua negara berfokus pada Nature-Based Solutions (NBS) melalui skema Result-Based Contribution (RBC). Melalui kesepakatan baru ini, Indonesia menunjukkan kemampuan menjalankan mekanisme perdagangan karbon secara lebih luas, termasuk technology-based solutions.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, menyambut baik kerja sama monumental ini dan optimistis terhadap kapasitas Indonesia memimpin agenda perdagangan karbon berintegritas tinggi di tingkat global.
Direktur Teknologi, Engineering, dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, menyebut kesepakatan ini sebagai langkah konkret menuju penguatan investasi hijau. “PLN tidak hanya menyiapkan transaksi karbon bilateral pertama di dunia, tetapi juga skema pendanaan karbon terbesar untuk proyek energi terbarukan di Indonesia,” tegasnya.






