instagram youtube

Jejak Air Mata di Balik Lensa: Waspada Ablasio, Si Pencuri Penglihatan

Sunday, 30 November 2025 - 20:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta — Gangguan penglihatan yang diawali dengan ‘nyamuk-nyamuk’ kecil di mata kerap dianggap sepele oleh banyak pekerja, terutama mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar. Namun pengalaman seorang karyawan di Jakarta ini menjadi pengingat keras bahwa kelalaian sekecil apa pun terkait kesehatan mata dapat berujung pada kehilangan penglihatan secara permanen.

Selama hampir dua minggu, ia mengabaikan kemunculan banyak floater—bintik hitam yang melayang di pandangan—hingga suatu hari kilatan cahaya seperti blitz muncul di sudut mata kiri. Pada Ahad pagi, sebuah “tirai hitam” perlahan menutup pandangannya. Setelah menjalani pemeriksaan intensif oleh dokter spesialis retina, ia divonis mengalami ablasio retina, kondisi darurat mata ketika retina terlepas dari jaringan penopangnya.

Kisah-Kisah Pasien di Ruang Tunggu RSCM Kirana

Di ruang tunggu Unit Mata Kirana RSCM Jakarta, beberapa pasien membagikan pengalaman serupa. Budi Santoso (45), analis data asal Jakarta Selatan dengan minus tinggi (–10), mengaku sudah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan floater. Namun pekan lalu pandangannya mendadak seperti diselimuti sarang laba-laba hitam. “Lalu buram. Waktu diperiksa, ternyata retina saya robek,” ungkapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut dokter, penderita rabun jauh berat memang berisiko mengalami penipisan retina akibat bentuk bola mata yang semakin lonjong, sehingga lebih rentan robek.

Kisah berbeda datang dari Santi (28), seorang ibu muda. Ia mengalami ablasio retina hanya dua hari setelah tak sengaja tertendang oleh anaknya di bagian pelipis. “Awalnya hanya bengkak. Dua hari kemudian saya tidak bisa melihat sisi bawah. Ternyata retinanya lepas karena benturan,” ceritanya.

Ablasio Retina, Darurat Medis yang Sering Diabaikan

Ablasio retina terjadi ketika lapisan tipis yang peka cahaya di belakang mata terlepas dari tempatnya, membuat sel-sel retina kehilangan suplai darah dan nutrisi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen.

baca juga  RSUD Brebes Hadirkan Teknologi DSA, Terobosan Medis untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah

“Ablasio retina adalah salah satu kegawatdaruratan oftalmologi yang paling serius,” ujar Dr. dr. Andi Arus Victor, SpM(K), konsultan vitreoretina senior dari RSCM.

Ia menekankan pentingnya deteksi dini. “Gejala klasik harus diwaspadai: munculnya kilatan cahaya baru (flashes), floater yang tiba-tiba banyak, dan bayangan seperti tirai yang menutupi pandangan. Jika itu terjadi, jangan tunggu besok—langsung ke UGD rumah sakit mata.”

Dr. Andi juga memperingatkan bahwa waktu sangat menentukan peluang kesembuhan. “Semakin lama retina terlepas, terutama jika mengenai makula, semakin kecil kemungkinan penglihatan pulih pascaoperasi.”

Perjuangan Pasca Operasi

Setelah didiagnosis, pasien harus menjalani operasi seperti vitrektomi atau pemasangan silikon/gelembung gas untuk menahan retina tetap melekat. Salah satu pasien, Harun (62), pensiunan yang juga baru menjalani operasi, mengaku harus berada dalam posisi telungkup hingga 14 hari agar silikon menekan retina di tempat yang tepat.

“Lebih baik pegal daripada buta,” ujarnya sembari tersenyum tipis.

Masa pemulihan memerlukan kesabaran ekstra: penglihatan buram selama minggu-minggu awal, larangan aktivitas berat, serta kekhawatiran akan kemungkinan lepasnya retina kembali. Banyak pasien harus menjalani operasi lebih dari satu kali.

Waspadai Gejala, Kenali Risikonya

Para ahli mengimbau masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami satu atau beberapa gejala berikut:

  1. Flashes: Kilatan cahaya mendadak seperti blitz.

  2. Floaters: Bintik atau benang hitam yang tiba-tiba muncul lebih banyak.

  3. Tirai Hitam: Bayangan yang turun dari atas, bawah, atau samping dan menutup sebagian pandangan.

Risiko meningkat pada mereka yang memiliki rabun jauh tinggi, penderita diabetes, riwayat benturan kepala, keluarga dengan riwayat penyakit serupa, serta usia di atas 50 tahun.

Ablasio retina bukan vonis akhir, tetapi tidak memberi kesempatan untuk menunda. Setiap kilatan cahaya dan setiap bayangan hitam yang tiba-tiba muncul adalah peringatan. Ketika retina adalah layar tempat kita melihat dunia, jangan biarkan layar itu robek tanpa perlawanan.

baca juga  GRANID Prihatin, Tangsel Dibanjiri Obat Golongan G Tanpa Pengawasan

(Win)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor
Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas
Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat
Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes
Transformasi Dokter Menuju Society 5.0 di Era Industri 4.0
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Pengalaman RSI Sultan Agung Semarang dalam Memenuhi Rasio Keuangan Kritis: Rujukan bagi Rumah Sakit yang Terancam Kolaps

Berita Terkait

Sunday, 30 November 2025 - 20:00 WIB

Jejak Air Mata di Balik Lensa: Waspada Ablasio, Si Pencuri Penglihatan

Sunday, 30 November 2025 - 09:25 WIB

Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor

Friday, 28 November 2025 - 16:21 WIB

Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas

Saturday, 22 November 2025 - 11:15 WIB

Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat

Friday, 14 November 2025 - 16:36 WIB

Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes

Berita Terbaru