instagram youtube

Kedokteran Presisi , Sebuah Kejujuran Garis Tangan

Thursday, 29 August 2024 - 12:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Poskota.online – Dunia kedokteran di Indonesia saat ini sedang mengalami proxy war opini, perbedaan pendapat tentang kebijakan pemerintah yang diwakili kemkes sangat paradoks antara cita cita yang dituju versus ide perubahan dan kebiasaan kedokteran sekarang kita jalani disebut konvensional dan akan segera pulang disebut tradisional karena industry 4.0 dan society 5.0 akan diisi generasi baru yang di sebut gen z yang memang mempunyai cara pikir praktis berbeda. Saat ini semua ilmu kedokteran dan sistem dianggap liberal dan bukan lagi ilmu sosial kesehatan tapi menuju smua menjadi transaksional bisnis. Dokter enemy dan manajemen enemy sekarang dan kedepan menjadi asuransi enemy baik yg dimiliki pemerintah maupun swasta, karena semua berujung kesejahteraan ekonomi yang diwakili pendapatan dan uang karena gaya hidup yang berbeda.

Ilmuwan yang berpikiran beyond sekarang berpikir kembali bahwa obat satu dengan yang lain tidak sama satu dengan lainya secara presisi dan personalisasi penyakit satu manusia dengan lainya akan berbeda. Nanti seorang yang terkena panas dengan lainnya tidak seperti sekarang cukup diberi Paracetamol berdasarkan evidence based medicine yang kita lakukan sekarang. Presisi atau personal medicine akan menjadi pola baru pengobatan dimasa depan , jika didukung oleh penyebaran ilmu tersebut yang merata dan dilakukan pula oleh seluruh sistem kesehatan karena memahami hal tersebut.

Pengobatan presisi mempertimbangkan perbedaan individu dalam hal gen, lingkungan, dan gaya hidup. Dengan cara ini, dokter dapat memilih pengobatan yang paling mungkin membantu pasien berdasarkan gambaran dan pemahaman yang lebih lengkap tentang penyakit atau gangguan kesehatan mereka, namun kesulitannya manusia lebih cenderung mengikuti nalurinya untuk makan makanan yang trending dibandingkan kebutuhan dirinya. Sementara subtitusi makanan yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubunya beda dengan kebutuhan orang lain dalam bentuk malroskopis, ibarat secara mudah kita samakan minum madu dan minum air gula dari tebu maka jenis gulanya berbeda, sehingga manusia satu dengan yang lain memang harus tidak boleh berlebihan, dalam kedokteran disebut sesuai kebutuhan gizi dan kalori serta atau dalam dosis tertentu.

Obat obatan dan terapi sekarang tentu saja akan tetap dilakukan apalagi sistem pembayaran dan klaim jaminan juga akan dinamis mengikuti coding penyakit dan terapi serta tindakan untuk mengeluarkan biaya dan klaim asuransi. Maka sejatinya kemajuan ilmu dan terapannya pasti berbeda dari daerah terpencil dan daerah maju, dan bukan kesalahan ketika disuatu daerah membuangnya batu empedu masih dengan cara membuka perut lebar, sementara rumah sakit didaerah yang maju memakai laparskopi atau minimal invasif bahkan bedah robot.

Upaya presisi dan personal Medicine kedepannya akan mengarah upaya perawatan secara promo dan prevensi dibandingkan dengan kurasi. Manusia akan lebih banyak mengeluarkan uang dan biaya kedepannya untuk perawatan termasuk Ageing dan degenerasi lainya. Seorang dengan keturunan kangker akan berusaha mencari tahu tumor insitu dan atau memeriksakan gen dan kromosomnya serta tumor markernya dalam medical check up, tidak hanya dengan pemeriksaan fisik dan pendukung seperti yang sekarang lakukan seperti laboratorium dan ronsen.

Kemajuan teknologi, menjadikan Pengobatan presisi berfokus pada perawatan yang terarah dan terpersonalisasi menggunakan big data. Tujuan pengobatan presisi adalah membuat diagnosis penyakit, terapi pengobatan, dan pencegahan lebih personal , proaktif , prediktif , dan tepat . Adanya artificial intelegent manusia terbantu untuk menghilangkan dan mengingat jalur serta riwayat bahkan demografi serta pola penyakit yang ada di suatu daerah dengan menghubungkan pula sosioantropologi bangsa tertentu.

Presiden Obama pada pidato th 2015 menyatakan dan memprakarsai Pengobatan Presisi untuk merevolusi cara kita meningkatkan kesehatan, penelitian, dan pengobatan penyakit. Dia mendefinisikan pengobatan presisi sebagai “pendekatan baru untuk pengobatan dan pencegahan penyakit yang memperhitungkan variabilitas individu dalam gen, lingkungan, dan gaya hidup untuk setiap orang.”

Kemudian para ilmuwan setiap tahun bertemu periodik untuk melihat kemajuan Kedokteran presisi dari berbagai bangsa yang menyatukan inovasi dalam bidang seperti genomik, metabolomik, ilmu data biomedis, dan ilmu lingkungan. Kedokteran presisi memanfaatkan teknologi seperti kesehatan seluler, pencitraan, data besar, kecerdasan buatan, keterlibatan sosial, dan jaringan. Jadi suatu saat diagnosa penyakit manusia bahkan sudah mulai bisa dilakukan dengan ludah dan kotoran manusia termasuk untuk membuat manusia satu dengan lainya membuat imunitas hanya dari feces orang disekitar sebagai bahan perbaikan fungsi ususnya

baca juga  UU Wantimpres Resmi Disahkan di Rapat Paripurna DPR, Menteri PANRB: Wantimpres Jadi Mitra Beri Saran Strategis ke Presiden

Big data, akan digunakan oleh kecerdasan buatan yang dari kumpulan data dikembangkan untuk menghasilkan rencana perawatan preventif bagi individu dan masyarakat. Kumpulan data ini dapat membantu memprediksi risiko terhadap kesehatan, risiko terhadap perkembangan (prognosis) dan respons atau resistensi terhadap terapi. Jika data yang dikumpulkan Bangsa Indonesia melalui satu sehat berhasil, jika tidak bocor dan digunakan dengan baik maka seorang Kemenkes akan mengetahui strategi bagaimana menekan kesakitan dan kematian di negaranya versus force majeur yang terjadi.

Pengobatan presisi menjadi persimpangan antara manusia, lingkungannya, perubahan penanda kesehatan dan penyakitnya, serta faktor sosial dan perilaku dari waktu ke waktu. Pengobatan presisi mengamati faktor-faktor yang membentuk individu dan populasi serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dan berinteraksi dari waktu ke waktu.

Pengobatan presisi adalah pengobatan yang dipersonalisasi, namun BUKAN mengobati dengan STEMCELL, stemcell termasuk dalam pengobatan konvensional yang memakai evidence based Medicine bahwa dengan mesenchimal stem Cell dari placenta orang lain bisa digunakan untuk semua orang dengan penyakit yang sama , ia masih masuk dalam kedokteran konvensional sekarang atau disebut tradisional dimasa depan karena para ahlinya menggeneralisasi bahwa itu bisa mengobati penyakit, apa bedanya dengan NSAID yang diberikan kepada semua orang yang nyeri dan radang sendi misalnya. Stemcell belum mewakili presisi dan personal medicine.

Pengobatan medis tradisional sekarang,  meskipun pengobatan ini dapat efektif untuk beberapa pasien, pengobatan ini mungkin tidak efektif untuk pasien lain. Perbedaan inilah yang membuat batas therapy konvensional kedokteran sekarang berdasarkan evidence based dan kebiasaan therapy seniornya di pendidikan dengan penjabaran ilmunya dengan Pengobatan presisi yang mempertimbangkan perbedaan individu dalam hal gen, lingkungan, dan gaya hidup. Dengan cara ini, dokter dapat memilih pengobatan yang paling mungkin membantu pasien berdasarkan gambaran dan pemahaman yang lebih lengkap tentang penyakit atau gangguan kesehatan mereka.

Orang – Orang-orang yang yang dilayani presisi Medicine adalah , pasien, dan populasi. Yang dilihat adalah faktor-faktor yang meliputi jenis kelamin, usia, dan data demografi dari catatan kesehatan elektronik pasien dan lingkungannya. Dari hal tersebut maka data yang disiapkan oleh seorang dokter Dimasa depan adalah;

  1. Penanda – seorang praktisi presisi medicine , berfokus pada penanda ilmiah kesehatan dan penyakit yang mencakup genetika, genomik, metabolomik, fenomik, farmakogenomik, dan platform –omik lainnya.
  2. Exposome – praktisi masa depan personal medicine akan memperhatikannya pada paparan atau pengaruh lingkungan pada orang dan populasi. Lingkungan internal (mikrobioma; interaksi usus/otak) dan lingkungan eksternal (kode pos; faktor sosial ekonomi; pertanian, kualitas makanan, dan pola makan).
  3. Kesehatan Perilaku – ahli personal medicine juga mempelajari masalah perilaku, yang dapat memengaruhi individu dan populasi. Bagaikan manusia olahraga, perawatan diri, kecanduan, kecemasan, dan berbagai pilihan hidup.
baca juga  Meningkatkan Pemanfaatan Gas Bumi

Luasnya keahlian praktisi personal  medicine dengan tujuan untuk menjadikan kesehatan individu dan populasi lebih proaktif, prediktif, tepat, dan personal guna memberdayakan individu dan komunitas sebagai mitra dalam kesejahteraan mereka sendiri, dan untuk melatih generasi berikutnya dari para profesional kesehatan yang fasih dalam data dan multidisiplin.

Pengembangan Presisi medicine kedepannya bisa dimulai dari dokter gizi klinik, karena Pola makan yang buruk merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat, dan penyakit jantung, stroke, dan diabetes saja menghabiskan lebih dari $600 miliar dalam pengeluaran perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas. Ada urgensi untuk mengatasi hasil kesehatan yang buruk dan biaya terkait penyakit kronis yang terkait dengan pola makan, dengan intervensi yang menyediakan, meresepkan, atau mendidik pasien mengenai pola makan yang sehat dan sesuai secara medis.

Dokter dan ahli gizi mempunyai tugas mendirikan kebijakan yang memperbaiki pola makan dan akses terhadap makanan sehat, semoga program makan sehat gratis Prabowo Subianto bisa menjadikam triger para ilmuwan menuju kebijakan personal medicine ini. Mungkin jika Prabowo Subianto memanggil saya untuk jadi Menkes , tulisan ini bisa menjadi satu upaya untuk memberikan masukan pada Menkes dijaman presiden Prabowo Subianto.(Agus Ujianto)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Pengalaman RSI Sultan Agung Semarang dalam Memenuhi Rasio Keuangan Kritis: Rujukan bagi Rumah Sakit yang Terancam Kolaps
​Perlunya Tarif Jasa Medis Nasional untuk DPJP dalam Dinamisasi Angka Klaim Berdasarkan INA-CBG’s dan DRG
RSI Sultan Agung Perkuat Terapi Regeneratif melalui Kerjasama Riset Stem Cell bersama ProSTEM dan BRIN
Terapi Platelet-Rich Plasma (PRP) sebagai Awal Konsep Terapi Autologus
Brebes Eyes Center Losari Gandeng MAI Bank Mandiri Gelar Operasi Katarak Gratis
NUHA Konsultan IT Gelar Executive Forum
RS Dera As Syifa Banjarharjo Semarakkan HUT ke-17 dengan Color Fun Walk dan Bakti Sosial

Berita Terkait

Sunday, 26 October 2025 - 08:11 WIB

Pengalaman RSI Sultan Agung Semarang dalam Memenuhi Rasio Keuangan Kritis: Rujukan bagi Rumah Sakit yang Terancam Kolaps

Thursday, 23 October 2025 - 05:41 WIB

​Perlunya Tarif Jasa Medis Nasional untuk DPJP dalam Dinamisasi Angka Klaim Berdasarkan INA-CBG’s dan DRG

Wednesday, 22 October 2025 - 05:32 WIB

RSI Sultan Agung Perkuat Terapi Regeneratif melalui Kerjasama Riset Stem Cell bersama ProSTEM dan BRIN

Saturday, 4 October 2025 - 18:10 WIB

Terapi Platelet-Rich Plasma (PRP) sebagai Awal Konsep Terapi Autologus

Friday, 3 October 2025 - 12:37 WIB

Brebes Eyes Center Losari Gandeng MAI Bank Mandiri Gelar Operasi Katarak Gratis

Berita Terbaru

Oplus_131072

Politik

Perpustakaan FBI Pontianak Juara Satu Nasional Wilayah 3

Friday, 31 Oct 2025 - 00:02 WIB

Oplus_131072

Politik

Musda LPM Pontianak Teguhkan Sinergi Pemerintah dan Masyarakat

Thursday, 30 Oct 2025 - 23:56 WIB