poskota.online- Tidak seperti pilkada periode terdahulu dimana PDIP Majalengka mantap mencalonkan sendiri pasangan calon bupati dan wakil bupati tanpa berkoalisi dengan Parpol Lain, di tahun 2024 pasca Irfan Nuralam yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, nampak kepanikan Karna Sobahi di Pilkada 2024. Seperti publik ketahui bahwa Irfan Nur Alam adalah anak kandung dari Karna Sobahi.
PDIP yang menjadi pemenang Pileg 2024 di Level Kabupaten Majalengka nampaknya tidak percaya diri dalam menghadapi Pilkada Majalengka 2024. Hal tersebut terlihat dari sikap PDIP yang justru berusaha menjalin komunikasi dengan beberapa Partai Politik lainnya. Partai Politik yang berusaha didekati oleh Karna Sobahi dan PDIP Majalengka adalah Parpol yang berada di barisan Koalisi Pemenang Pilpres yaitu PAN dan Gerindra.
Beberapa hasil survey terkait Pilkada Majalengka tahun 2024, justru menempatkan Karna Sobahi di urutan kedua. Hal tersebut adalah bukti bahwa elektabilitas Karna Sobahi cenderung menurun di tahun 2024. Merosotnya elektabilitas Karna disebabkan beberapa faktor, faktor utamanya adalah kasus hukum yang menjerat anak kandungnya yaitu Irfan Nur Alam. Sebelum kasus dugaan korupsi yang menjerat Irfan Nur Alam, beberapa tahun sebelumnya Irfan Nur Alam sempat menghebohkan Publik Nasional karena kasus aksi koboinya yang menembak kontraktor di Majalengka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seiring proses hukum yang masih berjalan di tingkat kejaksaan tinggi jawa barat maka tidak menutup kemungkinan elektabilitas karna sobahi akan terus merosot hal tersebut bergantung perkembangan kasus yang menjerat Irfan Nur Alam.
Bagi PDIP hal tersebut merupakan bentuk dilematis karena Kabupaten Majalengka adalah bentuk Superioritas PDIP terhadap Parpol Lain, karena di 2 Pilkada Terakhir Terakhir PDIP mantap mengusung Paslonnya sendiri tanpa berkoalisi dengan Parpol Lain. Namun dengan merosotnya elektabilitas Karna Sobahi, hal tersebut menjadi faktor mengapa PDIP menjalin komunikasi dengan Parpol Lain.
Walaupun telah berkomunikasi dengan Gerindra dan PAN di level DPC namun hal tersebut tidak serta merta selaras dengan sikap DPP Gerindra dan DPP PAN.
Menarik disimak beberapa bulan kedepan, akankah PDIP tetap mengusung Karna sebagai Cabup, atau ada Kandidat lain yang akan diusung PDIP di Majalengka. Kemudian apakah PDIP akan mengusung kandidatnya sendiri seperti beberapa Pilkada Sebelumnya, atau berkoalisi dengan Parpol Lain. Akankah PDIP tetap berkuasa di Kabupaten Majalengka, ataukah tahun 2024 menjadi akhir kekuasaan PDIP di Kabupaten Majalengka.