Medan – Di tengah cuaca buruk dan jalan-jalan yang terputus, suara baling-baling helikopter akhirnya terdengar di Bandara Polonia pada 31 November 2025. Itulah harapan pertama yang datang bagi para petugas PLTA Sipansihaporas dan PLTA Peusangan yang sejak berhari-hari terisolasi akibat banjir bandang dan tanah longsor.
Helikopter itu milik PLN Nusantara Power (PLN NP), dikirim dari Jakarta setelah seluruh jalur darat waktu itu tidak bisa ditembus. Cuaca ekstrem menutup jalur laut, sementara helikopter di wilayah Sumatra masih berada dalam koordinasi Basarnas untuk evakuasi warga.
Di dalam helikopter, tim tanggap darurat membawa peralatan yang dianggap paling vital: modul internet satelit—alat yang bisa memulihkan komunikasi setelah hubungan ke dua PLTA itu terputus. Tanpa komunikasi, kondisi karyawan dan keluarga sulit dipantau, dan distribusi bantuan tersendat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Komunikasi itu nyawa bagi proses evakuasi maupun pemulihan,” kata salah satu anggota tim di lokasi posko.
Perjalanan udara itu bukan yang terakhir. Total tiga trip dilakukan. Setelah zona pendaratan dinyatakan aman, helikopter berikutnya membawa genset, BBM, lampu darurat, kabel, obat-obatan hingga makanan untuk petugas di lokasi yang terputus.
Banjir besar di akhir November memang memukul keras wilayah Sumatra Utara dan Aceh. Beberapa pembangkit listrik utama terdampak langsung. Bahkan sebagian jalan menuju unit pembangkit benar-benar hilang tertimbun longsor.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menegaskan bahwa keselamatan personel adalah yang utama. Namun di saat yang sama, listrik untuk masyarakat adalah kebutuhan mendesak.
“Kami menggunakan setiap jalur yang memungkinkan. Helikopter menjadi pilihan paling cepat untuk memastikan keselamatan insan PLN NP dan masyarakat,” ujarnya.
Setelah akses darat mulai terbuka, PLN NP menyiapkan pengiriman logistik lanjutan. Bersama Basarnas, TNI–Polri, BNPB, dan pemerintah daerah, upaya pemulihan listrik dilakukan tanpa henti.
Bagi masyarakat Sumatra Utara dan Aceh, suara helikopter itu bukan sekadar tanda bantuan datang. Itu adalah pesan bahwa mereka tidak dibiarkan menghadapi bencana sendirian.






