Brebes, Poskota.online – Keluhan para petani di Desa Rungkang, Kecamatan Losari, Brebes terkait saluran irigasi yang mampet akhirnya ditanggapi serius oleh Pemkab Brebes. Kondisi saluran irigasi yang dangkal di Saluran B.L.4 B. Sadap menyebabkan air tak mengalir lancar ke sawah, mengancam kelancaran masa tanam.
Sejak Minggu (6 Oktober 2024), para petani seperti Dartim (54), Amad (80), Waslani (55) dan Mashudi (40) mengungkapkan keprihatinan mereka. Mereka berharap pemerintah segera bertindak untuk mengatasi masalah pendangkalan yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Respon cepat datang dari Dinas Pengairan Sumber Daya Air dan Penata Ruang (DPSDAPR) Brebes. Pada Selasa (15 Oktober 2024), alat berat diterjunkan untuk menormalisasi saluran irigasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hari ini alat berat sudah datang dan langsung melakukan pengerukan,” ujar Agus Riyanto, Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku DPSDAPR Brebes.
Pengerukan saluran irigasi yang mampet ini merupakan hasil kolaborasi antara DPSDAPR, Dinas Pertanian, dan Pemdes setempat. Agus berharap normalisasi irigasi ini bisa segera selesai.
“Semoga normalisasi irigasi ini bisa secepatnya selesai,” jelasnya.
Kepala Desa Rungkang, Untung Surodi, menyatakan apresiasinya atas respon cepat Pemkab Brebes. Ia berharap, setelah dinormalisasi, aliran air ke lahan pertanian tidak lagi terganggu sehingga petani bisa melakukan proses tanam hingga masa tanam ketiga.
“Alhamdulillah, hari Jumat pak Pj Bupati Brebes mengecek langsung kondisi irigasi dan hari ini mulai pengerukan,” ujarnya.
“Sejauh ini karena irigasi mampet petani hanya bisa menanam di masa tanam pertama saja, masa tanam kedua dan ketiga tidak ada karena aliran air yang terganggu,” tambah Untung.
Saluran irigasi yang mampet ini mengalirkan air ke puluhan hektar lahan persawahan di beberapa desa, termasuk Desa Rungkang, Dukuhsalam, Karangjunti, Kecamatan Losari dan Desa Luwungbata, Kecamatan Tanjung.
“Kalau dulu pas saluran irigasi ini berjalan normal, petani bisa menanam hingga Masa Tanam tiga kali. Kalau sekarang hanya sekali dan itupun tergantung air tanah hujan,” ungkap Waslani.
Masalah ini menjadi perhatian serius bagi para petani. Lahan yang dialiri saluran irigasi tersebut merupakan lahan produktif yang sayang untuk tidak dimaksimalkan.
“Sebenarnya kalau irigasinya normal, lahan yang dialiri ini sangat produktif. Jadi, sayang kalau tidak dimaksimalkan,” terang Mashudi.






