Banjarnegara – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara menunjukkan keseriusannya dalam mengantisipasi bencana banjir yang sering melanda wilayah Kecamatan Kalibening. Upaya pencegahan dilakukan dengan mempercepat proses normalisasi sungai yang melintasi kawasan tersebut.
Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) untuk mempercepat pengerjaan normalisasi sungai. Menurutnya, langkah ini menjadi prioritas karena banjir tahunan di Kalibening sering merendam area persawahan dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
“Ini sudah mendapat tanggapan cepat dari BBWSSO. Saat ini proses normalisasi sedang berjalan. Mudah-mudahan setelah selesai, banjir tidak lagi terjadi di Kecamatan Kalibening,” ujar Bupati Amalia saat meninjau lokasi banjir pada Kamis (6/11/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, pengerjaan normalisasi kini telah mencapai sekitar 50 persen. Meski sempat terkendala akses alat berat, Pemkab terus melakukan pendekatan kepada warga agar pekerjaan bisa dilanjutkan tanpa hambatan.
“Kemarin ada sedikit kendala di lapangan, tapi kami sudah berkoordinasi dan memberikan pemahaman kepada warga. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar,” tutur Bupati yang akrab disapa Amel itu.
Sementara itu, Camat Kalibening, Chasanudin, menjelaskan bahwa banjir di wilayahnya bersumber dari Sungai Sindu yang bertemu dengan aliran Sungai Tersana dan Brukah. Pendangkalan di titik pertemuan tiga sungai tersebut menyebabkan aliran air tersendat, sehingga ketika hujan deras, air meluap dan menggenangi lahan pertanian serta permukiman.
“Setiap tahun banjir ini menimbulkan kerugian besar bagi petani. Sawah dan kebun teh sering tergenang, bahkan air kadang masuk ke rumah warga,” ujarnya.
Wilayah yang kerap terdampak banjir meliputi Desa Sirukun, Sidokangen, Mojotengah, Kalibening, dan Sikumpul. Melihat kondisi tersebut, pemerintah mempercepat program normalisasi yang sebenarnya dijadwalkan tahun 2026 dengan memanfaatkan anggaran kedaruratan BBWSSO sejak pertengahan September 2025.
Selain normalisasi, pemerintah juga akan memperkuat tanggul sungai dengan bronjong di sejumlah titik yang rawan erosi. Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi pendangkalan dan mencegah banjir berulang di Kalibening.
“Beberapa titik juga akan dibronjong untuk mencegah longsor yang menyebabkan pendangkalan sungai,” tambah Chasanudin.
Dengan percepatan penanganan ini, Pemkab Banjarnegara berharap risiko banjir di wilayah Kalibening dapat ditekan dan masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan aman tanpa kekhawatiran setiap musim hujan.
(Alda)






