instagram youtube

Pentingnya Pelatihan Kompetensi Dokter Pemeriksa Calon Pengantin untuk Mendukung Program Kementerian Agama

Tuesday, 27 May 2025 - 08:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: dr.H.Agus Ujianto,MSI.Med.,SpB.

Pelatihan kompetensi bagi dokter pemeriksa calon pengantin sangat krusial untuk mendukung program Kementerian Agama (Kemenag) dalam mewujudkan keluarga yang kokoh dan berkualitas. Ada beberapa alasan kuat mengapa pelatihan ini menjadi kebutuhan mendesak:

1. Integrasi Aspek Kesehatan dan Spiritual dalam Pernikahan
Program Kemenag menekankan pentingnya pernikahan yang tidak hanya sah secara hukum, tetapi juga diberkahi dan harmonis (sakinah mawaddah wa rahmah). Ini berarti persiapan pernikahan harus mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual. Dokter yang dilatih khusus akan mampu:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

* Menghubungkan kesehatan fisik dengan kesehatan keluarga: Misalnya, menjelaskan bagaimana status gizi calon ibu (untuk mencegah stunting), riwayat penyakit genetik, atau penyakit menular dapat memengaruhi keharmonisan rumah tangga dan keberlangsungan keturunan dalam perspektif agama.

* Memberikan konseling berbasis nilai agama: Dokter tidak hanya sekadar menyampaikan fakta medis, tetapi juga mengaitkannya dengan ajaran agama tentang tanggung jawab suami istri, pentingnya menjaga keturunan, dan hak-hak dalam rumah tangga. Ini menjadikan konseling lebih holistik dan relevan bagi calon pengantin Muslim.

2. Peningkatan Kualitas Layanan Konseling Pranikah
Kemenag, melalui Kantor Urusan Agama (KUA), adalah garda terdepan dalam pelayanan pernikahan. Dengan adanya kewajiban pemeriksaan kesehatan calon pengantin, peran dokter menjadi sangat penting. Pelatihan ini akan memastikan dokter memiliki kompetensi untuk:

* Melakukan skrining yang akurat: Mampu mendeteksi potensi masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kesuburan, kehamilan, dan kesehatan anak di kemudian hari. Ini sejalan dengan upaya Kemenag dalam pencegahan stunting dan menciptakan generasi yang unggul.

* Memberikan edukasi yang efektif: Dokter yang terlatih akan mampu menjelaskan informasi medis yang kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga calon pengantin benar-benar mengerti implikasi kesehatannya.

* Mengidentifikasi kebutuhan konseling lebih lanjut: Jika ditemukan masalah kesehatan mental atau konflik potensial, dokter yang kompeten dapat merujuk ke profesional yang tepat, seperti psikolog atau konselor pernikahan.

baca juga  Pending Klaim, PHK dan penurunan pendapatan Nakes di Era BPJS

3. Dukungan Terhadap Regulasi Pemerintah
Baik Peraturan Menteri Agama (Permenag) maupun Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) telah mengamanatkan pentingnya pemeriksaan kesehatan calon pengantin. Pelatihan kompetensi dokter adalah langkah konkret untuk mendukung implementasi regulasi ini secara efektif dan seragam di seluruh wilayah. Ini memastikan bahwa standar pemeriksaan dan konseling kesehatan yang diharapkan oleh pemerintah benar-benar terpenuhi.

4. Pencegahan Dini Masalah Sosial dan Kesehatan
Pernikahan yang dimulai dengan masalah kesehatan atau ketidaksiapan seringkali berujung pada perceraian, masalah kesehatan keluarga, atau bahkan masalah sosial. Dengan dokter yang kompeten dalam memeriksa dan memberikan konseling calon pengantin:

* Risiko kesehatan dapat diminimalisir: Penyakit menular dapat dideteksi dan diobati, risiko kelainan genetik dapat dijelaskan, dan kesiapan reproduksi dapat dipersiapkan.

* Pencegahan stunting sejak hulu: Dokter dapat memberikan edukasi tentang pentingnya gizi pranikah, status gizi ibu, dan pola asuh yang benar, yang merupakan kunci utama pencegahan stunting.

* Kesiapan mental dan emosional: Konseling membantu calon pengantin memahami tantangan pernikahan dan mempersiapkan diri secara mental dan emosional, yang pada akhirnya dapat mengurangi tingkat perceraian.
Dengan demikian, pelatihan kompetensi dokter pemeriksa calon pengantin bukan hanya tentang memenuhi standar medis, tetapi juga menjadi investasi penting dalam pembangunan keluarga yang sehat, kuat, dan sesuai dengan tujuan luhur pernikahan dalam agama.

Kewajiban pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin adalah salah satu pilar penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Tujuan utamanya adalah untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, sehat, dan produktif, yang akan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa di masa depan.
Berikut adalah tujuan-tujuan kewajiban pemeriksaan kesehatan calon pengantin dalam konteks Indonesia Emas Antara lain:

baca juga  Diagnosis dengan kecerdasan Buatan ( Artificial Intelegence)

1. Mencetak Generasi Penerus yang Sehat dan Berkualitas (Pencegahan Stunting)
* Pencegahan Stunting Sejak Dini: Ini adalah salah satu tujuan paling krusial. Pemeriksaan kesehatan calon pengantin memungkinkan deteksi dini faktor risiko stunting (misalnya anemia pada calon ibu, status gizi buruk, atau penyakit kronis). Dengan intervensi sejak pra-konsepsi dan pra-nikah, risiko anak lahir dengan stunting dapat diminimalisir. Indonesia Emas 2045 bercita-cita memiliki generasi yang cerdas dan bebas stunting untuk mencapai potensi maksimal.

* Deteksi dan Pencegahan Penyakit Menular: Pemeriksaan untuk HIV/AIDS, Hepatitis B, Sifilis, dan TBC bertujuan mencegah penularan penyakit ini kepada pasangan dan terutama kepada anak yang akan lahir. Generasi sehat adalah prasyarat untuk SDM yang produktif.

* Identifikasi dan Konseling Penyakit Genetik/Menurun: Skrining untuk talasemia, hemofilia, atau kelainan genetik lainnya memungkinkan calon pengantin untuk memahami risiko keturunan mereka dan membuat keputusan yang terinformasi mengenai perencanaan keluarga. Ini mendukung kelahiran anak-anak yang lebih sehat dan mengurangi beban penyakit genetik pada masyarakat.

* Kesehatan Reproduksi Optimal: Pemeriksaan memastikan organ reproduksi kedua calon sehat dan berfungsi dengan baik, sehingga mendukung kesuburan dan kehamilan yang sehat. Ini penting untuk keberlanjutan generasi dan pertumbuhan populasi yang berkualitas.

2. Membangun Keluarga yang Kuat dan Harmonis (Ketahanan Keluarga)
* Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Seksual: Memberikan pemahaman yang benar dan komprehensif tentang kesehatan reproduksi, seksualitas yang sehat, dan pentingnya perencanaan keluarga. Ini membentuk fondasi pernikahan yang didasari pengetahuan dan tanggung jawab.

* Kesiapan Fisik dan Mental dalam Berkeluarga: Pemeriksaan dan konseling membantu calon pengantin memahami tantangan kesehatan yang mungkin timbul dalam pernikahan dan persiapan untuk peran sebagai orang tua. Keluarga yang sehat secara fisik dan mental cenderung lebih harmonis dan stabil.

* Mengurangi Angka Perceraian: Dengan bekal pengetahuan yang cukup tentang kesehatan fisik dan mental pasangan, serta strategi menghadapi potensi masalah, diharapkan dapat meminimalkan konflik dan perceraian yang berakar dari masalah kesehatan. Keluarga yang kokoh adalah fondasi masyarakat yang kuat.

baca juga  Aksi Sehat, Warga Binaan dan Petugas Lapas Brebes Bersinergi dalam Senam Bersama

3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Nasional
* Bonus Demografi yang Produktif: Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi sekitar tahun 2030-an, menjelang 2045. Untuk memanfaatkan bonus demografi ini secara maksimal, diperlukan angkatan kerja yang sehat, cerdas, dan produktif. Pemeriksaan kesehatan calon pengantin adalah langkah awal untuk memastikan generasi yang akan mengisi bonus demografi ini memiliki kualitas yang optimal.

* Efisiensi Anggaran Kesehatan: Dengan fokus pada pencegahan sejak dini, beban penyakit dan biaya pengobatan jangka panjang dapat berkurang. Ini memungkinkan alokasi anggaran kesehatan yang lebih efisien untuk program-program promotif dan preventif lainnya.

* Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang Meningkat: Kesehatan adalah salah satu komponen utama dalam IPM. Dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui program seperti pemeriksaan calon pengantin, IPM Indonesia akan terus meningkat, mencerminkan kualitas hidup dan kesejahteraan penduduk yang lebih baik.

4. Mendukung Sistem Kesehatan yang Berorientasi Pencegahan
* Pergeseran Paradigma Kesehatan: Kewajiban ini mendorong pergeseran fokus dari kuratif (pengobatan) ke preventif dan promotif (pencegahan dan peningkatan kesehatan). Ini sejalan dengan visi transformasi kesehatan nasional yang lebih menitikberatkan pada upaya menjaga masyarakat tetap sehat.

* Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer: Pelaksanaan pemeriksaan ini sebagian besar dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan primer (Puskesmas), yang memperkuat peran mereka sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

Secara keseluruhan, kewajiban pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin adalah investasi jangka panjang yang strategis. Ini bukan hanya tentang kesehatan individu, tetapi tentang membangun fondasi generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif, melalui keluarga-keluarga yang kuat dan sejahtera.(*)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Jejak Air Mata di Balik Lensa: Waspada Ablasio, Si Pencuri Penglihatan
Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor
Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas
Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat
Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes
Transformasi Dokter Menuju Society 5.0 di Era Industri 4.0
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat
Jus Antara Buka Cabang ke-26 di Cirendeu, Dorong Tren Gaya Hidup Sehat

Berita Terkait

Sunday, 30 November 2025 - 20:00 WIB

Jejak Air Mata di Balik Lensa: Waspada Ablasio, Si Pencuri Penglihatan

Sunday, 30 November 2025 - 09:25 WIB

Gerakan Nasional Anti-Adiksi: Membangun Peradaban Sehat melalui Pendidikan, Moral, dan Kolaborasi Lintas Sektor

Friday, 28 November 2025 - 16:21 WIB

Endovascular Shooting Organ” Autologus Stem Cell—Harapan Baru Regenerasi Ginjal dan disfungsi Pankreas

Saturday, 22 November 2025 - 11:15 WIB

Pijat Panggilan Semarang 24 Jam: Solusi Tepat Redakan Penat

Friday, 14 November 2025 - 16:36 WIB

Sambut Hari Bakti Kemenimipas, Warga Ramai-ramai Periksa Kesehatan Gratis di Lapas Brebes

Berita Terbaru

Berita

Rawat Kerukunan dengan Menjunjung Tinggi Nilai Kebenaran

Saturday, 20 Dec 2025 - 14:57 WIB