Banda Aceh, poskota.online – Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumut pada 2024 menjadi kesempatan penting untuk memperkuat nilai-nilai moderasi beragama di tengah keberagaman Indonesia.
Dr Rahmad Syah Putra, MPd MAg selaku Manajer Program dan Kerjasama Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama UIN Ar-Raniry sekaligus Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Aceh, mengatakan bahwa Aceh sebagai provinsi yang menerapkan Syariat Islam, siap menjadi tuan rumah yang inklusif bagi seluruh peserta dari berbagai latar belakang agama dan etnis.
“Moderasi beragama adalah sikap tengah-tengah yang tidak berlebihan, sesuai dengan esensi ajaran agama yang paling luhur. PON XXI di Aceh-Sumut adalah momentum untuk mempraktikkan moderasi beragama dengan saling menghormati dan menerima perbedaan,” ujar Dr Rahmad Syah Putra dalam keterangan tertulis, Jum’at (7/9/2024).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, pihaknya memandang bahwa Pemerintah Aceh selaku panitia pelaksana telah melakukan berbagai persiapan, termasuk berkoordinasi dengan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) dan masyarakat adat, untuk memastikan kesiapan sebagai tuan rumah yang aman dan ramah.
“Komitmen Aceh untuk menyambut semua peserta PON dengan tangan terbuka menunjukkan bahwa moderasi beragama bukan sekadar wacana, tetapi dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rahmad juga menyampaikan bahwa PON XXI ini adalah peluang untuk memperkenalkan keindahan budaya dan keberagaman Aceh melalui Aceh Festival 2024, yang akan menampilkan seni budaya, pameran UMKM, serta kuliner tradisional.
“Ini adalah ajang untuk menunjukkan bahwa keragaman adalah kekuatan kita, dan Aceh siap menjadi contoh bagaimana moderasi beragama dapat mempersatukan bangsa,” tegasnya.
Dengan semangat Islam yang rahmatan lil alamin, Rahmad berharap PON XXI bisa menjadi momentum untuk mempererat toleransi antar umat beragama dan memupuk persatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
“Perbedaan agama dan suku bukanlah penghalang, melainkan berkah yang harus kita syukuri dan manfaatkan untuk menciptakan harmoni. Dalam hal ini, Aceh sebagai gerbang syariat islam di Nusantara siap menjadi teladan dalam penegakan islam yang menebar harmoni,” pungkasnya. (*)






