Brebes, Poskota.online – Puluhan pedagang kaki lima (PKL) di shelter Alun-alun yang tergabung dalam koperasi pedagang pasar makmur jaya Kabupaten Brebes melaksanakan audiensi dengan PJ Bupati terkait pembahasan pembongkaran shelter dan rencana relokasi tempat usaha mereka yang akan dilakukan oleh pemda brebes.
Audiensi dilaksanakan di ruang rapat lantai 3 Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Kabupaten Brebes, dihadapan PJ Bupati yang diwakilkan oleh Sekda Djoko Gunawan dan beberapa instansi terkait Peserta audiensi menyampaikan aspirasinya. Senin (02/10/2023).
Para pedagang kaki lima (peserta audiensi.red) menyampaikan penekanan akan pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi yang akan ditimbulkan oleh relokasi tempat usaha mereka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka juga mengusulkan agar pemerintah bekerja sama dengan mereka dalam mencari solusi yang memperhatikan kepentingan semua pihak, termasuk para pedagang kaki lima.
Koordinator PKL Budi Prabowo yang juga menjabat sebagai ketua GNPK-RI Brebes mengatakan audeinsi dilaksanakan sebagai bentuk meminta tanggungjawab dari Pemda Brebes untuk pedagang kaki lima terkait pembongkaran shelter dan relokasi tempat usaha untuk pedagang yang akan dilakukan pemerintah daerah.
“Proyek Revitalisasi alun-alun berdampak kepada para Pedagang kaki lima yang berada di shelter sekitar proyek tersebut karena saat ini mereka tidak bisa berjualan dan mereka berharap kepada pemda ada solusi buat para pedagang agar tetap bisa berjualan,” jelas Budi
Sementara itu PJ Bupati melalui Sekda Brebes Djoko Gunawan, pemda Brebes menyampaikan alasan di balik rencana relokasi dan menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk meningkatkan tata ruang kota dan juga memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat.
“Namun, pemerintah juga menyadari kekhawatiran pedagang kaki lima dan berkomitmen untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan,” jelas Djoko
Menurut Djoko Pemda Brebes telah menawarkan tiga tempat relokasi bagi PKL yakni di Karangbirahi, Pasar Buras dan Pujasera.
“Audensi ini merupakan langkah awal dalam proses dialog antara pedagang kaki lima dan pemerintah daerah untuk mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan terkait relokasi tempat usaha,” imbuh Djoko
Sementara, Waryati salah seorang pedagang mengaku sampai dengan ini pedagang yang tergabung di dalam paguyubannya masih bertahan di Alun-alun Brebes.
Mereka belum menentukan pilihan untuk pindah ke lokasi yang telah disiapkan oleh pemerintah. “Kami belum menentukan sikap untuk pindah kemana. Karena tidak semua pedagang hadir di acara audiensi,” tegas Waryati.
Kedua belah pihak sepakat akan melanjutkan diskusi kembali dan bekerja sama dalam mencari solusi yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak.***