Oleh: Agus Ujianto – Ketua Umum PP Predigti
Platelet-Rich Plasma (PRP) sering dianggap sebagai bentuk terapi autologus yang paling sederhana dan minimal invasif. Konsep utamanya adalah memanfaatkan darah pasien sendiri untuk merangsang proses penyembuhan. PRP menjadi pintu masuk pemahaman mengenai terapi autologus yang lebih kompleks di masa depan.
Alasan PRP digolongkan sebagai terapi autologus dasar antara lain:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
-
Sifat Autologus yang Jelas
PRP menggunakan darah pasien sendiri. Setelah diambil, darah diproses untuk mengonsentrasikan trombosit, lalu diinjeksikan kembali ke tubuh pasien. Hal ini meminimalkan risiko penolakan imun maupun penularan penyakit. -
Prosedur Relatif Sederhana
Proses PRP meliputi pengambilan darah, pemisahan plasma kaya trombosit melalui sentrifugasi, dan injeksi kembali. Prosedur ini dapat dilakukan sebagai tindakan rawat jalan. -
Fokus pada Faktor Pertumbuhan
PRP bekerja dengan mengandalkan faktor pertumbuhan dalam trombosit untuk memperbaiki jaringan, mengurangi peradangan, serta merangsang regenerasi sel di area yang cedera atau rusak.
Agar mampu menguasai terapi PRP sebagai fondasi pemahaman autologus, dokter perlu memiliki kompetensi inti berikut:
1. Dasar Teoretis dan Indikasi Klinis
-
Memahami Mekanisme Kerja PRP: Dokter perlu mengetahui peran trombosit dan faktor pertumbuhan (PDGF, TGF-β, VEGF) dalam regenerasi jaringan.
-
Menentukan Indikasi yang Tepat: PRP umumnya digunakan pada:
-
Ortopedi/Kedokteran Olahraga: osteoartritis ringan–sedang (khususnya lutut), tendonitis kronis (misalnya tennis elbow, Achilles tendonitis), serta cedera ligamen atau otot.
-
Dermatologi/Estetika: peremajaan kulit, bekas jerawat (acne scars), serta alopecia androgenetik (kerontokan rambut).
-
-
Mengenali Kontraindikasi: PRP tidak diberikan pada pasien dengan trombosit rendah, infeksi aktif di area injeksi, atau pasien pengguna obat antikoagulan tertentu.
2. Keterampilan Prosedural
-
Flebotomi: Menguasai teknik pengambilan darah vena secara steril.
-
Pemrosesan Darah: Memahami prinsip sentrifugasi (kecepatan dan durasi optimal) untuk menghasilkan PRP dengan konsentrasi trombosit yang tepat.
-
Teknik Injeksi: Menguasai injeksi yang tepat sasaran, sering dibantu pencitraan (USG atau fluoroskopi). Penguasaan USG-guided injection sangat penting untuk meningkatkan akurasi dan keamanan.
3. Aspek Keamanan dan Etika
-
Pencegahan Komplikasi: Prosedur harus dilakukan secara steril untuk mencegah infeksi dan meminimalkan efek samping (nyeri, memar, bengkak).
-
Edukasi Pasien: Memberikan informasi realistis mengenai manfaat, risiko, pemulihan, dan perawatan pasca-prosedur (misalnya menghindari aktivitas berat serta obat anti-inflamasi tertentu).
-
Kepatuhan Regulasi: Mematuhi pedoman klinis dan etika yang berlaku terkait terapi autologus.
Menguasai terapi PRP berarti memahami kerangka dasar terapi autologus: mengambil materi biologis dari pasien, memprosesnya agar lebih optimal secara terapeutik, lalu mengembalikannya ke tubuh pasien untuk tujuan penyembuhan atau regenerasi.
Pemahaman ini akan menjadi landasan kuat jika di kemudian hari dokter ingin mengembangkan diri dalam terapi autologus yang lebih kompleks, seperti Autologous Stem Cell Therapy.






