Banjarnegara, poskota.online – Warga Desa Kutayasa, Kecamatan Madukara , Kabupaten Banjarnegara , Jawa Tengah sangat antusias untuk memiliki masjid yang besar. Keinginan itu wajar karena selama ini di Desa tersebut memiliki 8 masjid kecil dan tersebar di desa tersebut.
Adalah Marsma TNI Dwiana Pilihanto, S.T, MM, seorang perwira angkatan udara yang merupakan warga desa setempat. Ia menanggapai dengan menginisiasi keinginan warga yang menginginkan sebuah masjid besar yang bisa menampung jamaah warda desa.
Ia kemudian Bersama keluarga besarnya , keluarga sodikin memberikan wakaf tanahnya untuk membangun masjid harapan masayarakat Desa Kutayasa.
“Kampung halaman saya di Desa Kutayasa ini, Saya berfikir apa yang bisa saya perbuat untuk desa asal saya, saya berfikir membangun masjid yang bisa digunakan ibadah masyarakat desa,”kata Dwiana saat ditemui di kediamannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia pun kemudian mengubungi kepala desa dan tokoh masyarakat agar segera di buat desain masjid dengan sejumlah fasilitas yang modern.
Kepada media Dwiana juga mendengar cerita dari warga saat Ramadhan dan perayaaan Idul Fitri. Karena di beberapa dusun ada masjid. maka jamaahpun tersebar dan geliat Ramadhan kurang terasa karena masyarakat menjadi tersebar saat menjalankan rutinitas ibadah saat Ramadhan.
Kepala Desa Kutayasa Suryanto mengatakan , di Desa Kutayasa ini sebenarnya sudah ada 8 masjid yang tersebar di beberapa dusun, keberadaannya yang tersebar membuat warga susah untuk melaksanakan ibadah secara bersama.
Apalagi jika bulan Ramadhan dan hari raya , warga tersebar di di masjid-masjid di dusun sehingga syiarnya kurang terasa. Dari sinilah muncul ide dan inisiatif untuk membangun sebuan masjid besar di Desa Kutayasa.
Pernah juga terjadi, saat warga melaksanakan sholat Ied dilapangan dan tiba -tiba terjadi hujan, akhirnya warga kebingungan dan kahirnya melaksanakan sholat Ied di masing-masing masjid.
Ini juga menjadi alasan kuat untuk membangun masjid besar untuk mengantisipasi jika terjadi hujan warga tidak lagi bingung melaksanakan sholat Ied.
“Pak Dwiana ini menghubungi saya , dan esok harinya kami diminta segera membuat desain dan langsung dikerjakan pembangunannya, padahal saat itu belum dibentuk panitia pembangunan, kami sempat bingung namun dukungan warga membuat makin semangat membangun sebuah masjid besar yang bisa menampung ratusan warga,” kata Suryanto.
Suryanto menambahkan, pembangunan Masjid As-Sidiq dimuali pada tangal 10 Agustus 2023 lalu, dan sebulan kemudian baru dibentuk panitia pembangunan masjid, dan sejak saat itu mulailah pembangunan secara tertata dimulai.
Masjid As-Sidiq ini nantinya memiliki luas 21 x 15 meter dan akan dilengkapi dengan fasilitas tempat wudhu dan toilet seluar 5 x 21 meter.
Tidak hanya itu, disamping masjid tersebut juga sudah dibangun Gedung atau aula serba guna yang model dan luasnya sama dengan luas masjid yaitu 15 x21. Gedung tersebut nantinya akan digunakan untuk berbagai kegiatan warga, seperti TPQ, pengajian, tempat pertemuan dan kegiatan dalam rangka menggerakan perekonomian masyarakat sekitar masjid.
“Kami berharap saat bulan Ramadhan nanti sudah bisa digunakan untuk kegiatan Ramadhan, dan saat Idul Fitri diharapkan sudah rampung sehingga bisa digunakan untuk sholat Ied,” tambahnya.
Lebih jauh Suryanto mengatakan dalam pelaksanaan pembangunan tidak ada target tertentu dalam pelaksanaan pembangunannya, menurutnya warga sudah bersepakat untuk merampungkan pembangunan masjid tersebut hingga tuntas.(zl)






