PEMALANG, poskota.online — Ratusan siswa dan guru pendamping dari 70 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kabupaten Pemalang memadati halaman SMP Negeri 2 Pemalang, Kamis (18/9/2025), untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat kabupaten. Kegiatan tahunan ini bertujuan menghidupkan kembali penggunaan Bahasa Jawa Halus (Boso Kromo Inggil) di kalangan generasi muda.
Ketua Panitia FTBI, Siti Prihatin, S.Pd., didampingi rekan panitia, menjelaskan bahwa festival ini menjadi ajang penting bagi pelestarian budaya Jawa.
“Festival ini merupakan agenda rutin tahunan sebagai bentuk revitalisasi bahasa daerah. Tujuannya, menguri-uri budaya Jawa, khususnya Bahasa Jawa, sekaligus wadah kreatifitas untuk memilih calon Duta Bahasa Jawa tingkat Provinsi Jawa Tengah,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dilaksanakan di SMPN 2 dan SMPN 4 Pemalang dengan total peserta mencapai 450 siswa. Pembukaan resmi dilakukan oleh Ismun Hadiyo, S.Pd. SD., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang, didampingi jajaran pejabat dinas. Turut hadir Kepala SMPN 2 Pemalang, Zamroudin, S.Pd., dan Kepala SMPN 4 Pemalang.
Siti Prihatin menambahkan, melalui kegiatan seperti ini, siswa didorong untuk lebih mahir menggunakan bahasa daerah.
“Generasi muda sekarang sudah jarang bisa berbahasa Jawa Halus. Lewat FTBI, kami ingin mengasah kemampuan bercerita mereka menggunakan Boso Kromo Inggil. Jangan sampai suatu saat orang Jawa kehilangan jati dirinya—Wong Jowo Ilang Jowone,” tegasnya.
Selain penguasaan bahasa, para guru Bahasa Jawa juga mengajarkan etika dan nilai-nilai sopan santun khas budaya Jawa.
“Bahasa Jawa bukan hanya soal berbicara, tetapi juga unggah-ungguh, andap-asor, serta menghormati orang tua dan guru. Nilai-nilai ini harus diterapkan di sekolah dan keluarga,” imbuhnya.
FTBI diharapkan dapat menanamkan kebanggaan dan tanggung jawab budaya kepada generasi muda.
“Harapan kami, seluruh putra-putri Jawa, khususnya di Pemalang dan Jawa Tengah, tidak kehilangan jati diri sebagai orang Jawa. Mari kita biasakan berbicara dengan Bahasa Jawa Halus setiap hari,” tutup Siti Prihatin.
Penulis: Rama Susmono (Ramsus)







