instagram youtube

MEMBANGUN CITRA GURU POSITIF MELALUI PRIBADI UNGGUL EFEKTIF

Saturday, 29 November 2025 - 05:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TANGERANG, Poskota.online – Semua orang mengakui, guru memegang kunci utama sukses tidaknya pembelajaran di sekolah. Dulu prilaku guru bagaikan mega bintang yang akan menjadi idola siswanya dan masyarakat di sekitarnya dalam berbagai hal. Guru bagaikan manusia yang berjiwa agung. Seperti yang dilukiskan oleh James D Young yang dikutif oleh Herry Widiastono tentang pandangan masyarakat terhadap guru, yaitu manusia yang serba tahu, serba bisa, dan memiliki wibawa tinggi.

Guru di masa lalu dinilai memiliki kualitas berkarakter, mempunyai semangat berkorban untuk siswa dan masyarakat, dan umumnya mampu membimbing masyarakat.
Bagaimana dengan guru masa kini? Apakah dengan dilaksanakannya sertifikasi guru terhadap profesinya, akan muncul tokoh pejuang Pendidikan tersebut, seperti yang diharapkan masyarakat? Dan apakah citra Pendidikan bisa lebih baik?
Pada diskusi “Sewindu Kurikulum Merdeka Visi Indonesia 2045” Salah satunya membahas gambaran Pendidikan saat ini. Para pembicara menyampaikan kekuatiran mereka, diungkapkan bahwa kehadiran guru yang berkualitas masih sebatas harapan. Suatu kenyataan yang harus diterima. Sudah umum diketahui kehadiran guru bukan by design, tetapi by condition.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini disampaikan oleh Unsa Maulana, S,Pd., M.Pd. (Staf Pengajar SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang) selaku penulis, Kepada awak media Sabtu (29/11/2025). Dirinya juga menyampaikan, bahwa  Pendidik (Guru) merupakan komponen vital dan fundamental dalam proses pendidikan, yang mengedepankan proses pematangan pola pikir, pola tindak dan pengembangan serta pembinaan karakter (character building) bangsa untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, Pendidik Berkarakter, Memiliki fisik yang kuat, Memiliki integiritas kepribadian, Mantap (stabil), dewasa, berwibawa, Berbudi pekerti luhur, Penuh tanggung jawab, Memiliki jiwa keteladanan, Memiliki keteguhan atau ketetapan hati berjuang membangun dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia seutuhnya melalui tugas – tugas yang diembannya, Tidak mudah terpengaruh pada upaya – upaya atau kondisi yang dapat mengakibatkan mereka ke luar (out of track) dari “jalan dan perjuangan yang benar”.

baca juga  Ahdhia Pelajar SMAN 1 Ciomas Raih Prestasi Tingkat Provinsi di Bidang Akuntansi dan Ekonomi

Pendidik berkarakter dan cerdas diperlukan? Dalam situasi dan kondisi bangsa yang masih dilanda krisis multidimensi yang berkepanjangan dan masih diselimuti ketidakpastian dalam berbagai aspek kehidupan, eksistensi pendidikan merupakan penyejuk dan sekaligus pemberi harapan terhadap kecerahan masa depan bangsa. Melalui pendidikan, semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat berevolusi sesuai dengan peran dan fungsi masing – masing secara sinergis menuju tercapainya tujuan nasional.

Keberadaan dan kehadiran pendidik sebagai key actor in the lerning process yang profesional, berkarakter dan cerdas merupakan suatu kebutuhan. Tak seorang pun menyangkal bahwa jika sebuah bangsa ingin maju dan berkarakter, maka pendidikannya harus berkualitas dan berkarakter. Tak seorang pun mengelak bahwa jika menginginkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter, maka dimulai guru yang berkualitas dan berkarakter. Tak seorang pun menyangkal pula jika guru/pendidik yang berkualitas dan berkarakter itu hanya akan lahir dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang berkualitas dan berkarakter. Urgensi Pendidikan Karakter. Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan tidak akan berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter” (I Gedhe Raka).

”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena itu, jadilah manusia yang memiliki jati diri, berkarakter kuat dan cerdas.” ”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik (good character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, tanggung jawab dan rasa hormat, yang tercermin dalam kesatuan organisasi pribadi yang harmonis dan dinamis. Tanpa nilai-nilai moral dasar (basic moral values) yang senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi kapan dan di mana saja, orang dapat dipertanyakan kadar keimanan dan ketaqwaan. (Unsa)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

UNTARA Gelar Wisuda Ke VI, Cetak Lulusan Unggul,  Berdaya Saing Dan Berdampak
Hari Pahlawan Dalam Lintas Sejarah
LPB UMT Jadi Rujukan Nasional dalam Tata Kelola Pengujian Bahasa Internasional, UNPAM Lakukan Kunjungan Studi Banding
Diduga SDN Cibinong 03, Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor: Melakukan Pungutan Liar (Pungli) Lewat Komite Sekolah
Siswa MAN Pemalang Raih Medali Perunggu di Ajang Riset dan Inovasi Nasional 2025
PWI Banten Akhiri Dualisme di Pandeglang dan Tangerang, Satu Komando Satu Tujuan
Sumpah Pemuda Dalam Lintasan Sejarah
300 Peserta Ikuti Giat Bulan Bahasa Di Kampus UNTARA

Berita Terkait

Saturday, 29 November 2025 - 05:53 WIB

MEMBANGUN CITRA GURU POSITIF MELALUI PRIBADI UNGGUL EFEKTIF

Monday, 24 November 2025 - 08:45 WIB

UNTARA Gelar Wisuda Ke VI, Cetak Lulusan Unggul,  Berdaya Saing Dan Berdampak

Monday, 10 November 2025 - 17:41 WIB

Hari Pahlawan Dalam Lintas Sejarah

Wednesday, 5 November 2025 - 06:01 WIB

LPB UMT Jadi Rujukan Nasional dalam Tata Kelola Pengujian Bahasa Internasional, UNPAM Lakukan Kunjungan Studi Banding

Tuesday, 4 November 2025 - 21:09 WIB

Diduga SDN Cibinong 03, Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor: Melakukan Pungutan Liar (Pungli) Lewat Komite Sekolah

Berita Terbaru

Oplus_131072

Politik

Satpol PP Pontianak Amankan 51 Layangan di Pontianak Timur

Sunday, 30 Nov 2025 - 21:53 WIB

Oplus_131072

Politik

Pelaku Usaha Buka Peluang Kerja bagi Disabilitas

Sunday, 30 Nov 2025 - 21:48 WIB