“Sekilas di Garut, Selamanya di Hati”
Di tanah Garut yang sejuk bersahaja,
kulangkahkan kaki tanpa rencana,
lalu mataku bertemu pandang
dengan senyum yang hangat, tenang.
Kau — perempuan Sunda yang sederhana,
membawa lembut bahasa dan tata krama,
angin pegunungan menyentuh pipimu,
sementara hatiku… luruh karena senyummu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bukan puisi, bukan janji yang terucap,
hanya pertemuan singkat yang tak sempat menatap
terlalu dalam, terlalu lama —
namun cukup untuk membuat dada berbunga.
Kau tak tahu, mungkin tak perlu tahu,
bahwa dalam tenangmu, hatiku riuh
berdebam, menggema di dada,
mengingat senyum itu, tiap malam tiba.
Di matamu, kulihat damai
di tawamu, kudengar nyanyian angin mulai,
dan di hatiku kini tertulis satu kata lembut:
“Dia… perempuan dari Garut.”
oleh : Muhammad Hadiid Al-Yasa
Penulis : HAY






